Thursday, October 18, 2018

Vacancy at YIPTA: Consultant for Baseline Study LEAP Project

1. Pengantar
Yayasan Indonesia Peduli Kusta dan Disabilitas (YIPTA) adalah organisasi non-profit nasional anggota aliansi Netherlands Leprosy Relief (NLR) yang bekerja untuk mendorong dunia tanpa kusta dan mewujudkan masyarakat inklusif bagi penyandang disabilitas. Pada 2018, YIPTA berkomitmen mendorong kebijakan inklusif atas hak pekerjaan, kesempatan berwirausaha dan penghidupan layak bagi penyandang disabilitas melalui Proyek Local Economic development of people with disabiity through active Advocacy for an inclusive Policy (LEAP). Kondisi ini diharapkan mampu tercapai melalui empat strategi meliputi: 1) peningkatan kesadaran publik (awareness raising); 2) peningkatan kapasitas lobi dan advokasi organisasi mitra; 3) penguatan jejaring untuk advokasi; 4) advokasi peraturan dan kebijakan berbasis data terkait hak pekerjaan, kesempatan berwirausaha dan penghidupan yang layak bagi penyandang disabilitas. Proyek dengan durasi 3 tahun ini, juga berupaya menciptakan model peningkatan kesadaran dan advokasi berbasis data yang dilakukan bersama dengan organisasi lokal di 3 wilayah kota/kabupaten di Sulawesi Selatan sebagai lokasi pilotnya.

Ditetapkannya UU No 19 tahun 2011 tentang Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) menjadi peluang terwujudnya lingkungan yang inklusif terhadap penyandang disabilitas dalam berbagai aspek, termasuk dalam hal pekerjaan. Hal itu dapat terjadi karena undang-undang ini menjamin adanya penghormatan martabat yang melekat dan otonomi setiap orang dengan menekankan prinsip non-diskriminatif, partisipasi penuh, kesetaraan kesempatan, aksesibilitas dan penghormatan atas kapasitas penyandang disabilitas. Kesamaan hak memperoleh pekerjaan, kesempatan berwirausaha dan mendapatkan penghidupan yang layak bagi penyandang disabilitas kembali dipertegas dalam UU No.8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Di beberapa wilayah baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota, UU tentang disabilitas juga telah diturunkan ke dalam beberapa peraturan turunan berupa Perda, Pergub, Perbup, maupun Perwali. Namun, adanya regulasi tidak serta merta berdampak langsung pada peningkatan akses pekerjaan dan berwirausaha bagi penyandang disabilitas. Terlebih sampai saat ini, Kementrian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi belum sepakat untuk menjadi kementerian inisiator dalam penyusunan PP sebagai bentuk peraturan yang praktis terhadap UU No 8/2016.

Berdasarkan data Sakernas 2017, penduduk usia kerja disabilitas nasional berjumlah 21.930.529 orang. Dari total tersebut, yang termasuk angkatan kerja sebanyak 11.224.673 orang atau 51,18% dengan angka penganggur terbuka sebanyak 414.222 orang (3,69%). Melihat kondisi ini, maka masih dibutuhkan peran pemerintah dan lembaga serta para pemerhati disabilitas untuk pengentasan pengangguran disabilitas.

Melalui strategi yang disusun, Proyek LEAP diharapkan dapat menjadi sarana dalam meminimalisir tantangan di atas sehingga kondisi masyarakat yang inklusif khususnya terkait pemenuhan hak atas pekerjaan, wirausaha dan penghidupan yang layak bagi penyandang disabilitas dapat terwujud. Namun sebagai dasar tolok ukur keberhasilan intervensi yang dilakukan, informasi dan data mengenai kondisi awal wilayah sasaran proyek sangat dibutuhkan. Untuk itu, kajian awal (baseline study) penting dilakukan di tiap level target intervensi proyek.

2. Tujuan
Kajian awal ini berfokus pada pengumpulan data/informasi terkait data karakteristik penyandang disabilitas serta kebijakan penyandang disabilitas dalam dunia kerja dan kewirausahaan di tingkat lokal (provinsi dan kabupaten) di 3 wilayah sasaran proyek.

3. Tugas yang Harus Dilakukan
Secara garis besar, tim kajian diharapkan mampu menjalankan tugas di bawah ini:
  • Memetakan karakteristik penyandang disabilitas usia kerja wilayah sasaran yang meliputi ragam disabilitas, angkatan kerja penyandang disabilitas/penyandang disabilitas, angka pengangguran disabilitas, serta angka penyandang disabilitas yang bekerja baik di sektor formal dan informal
  • Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab tingginya angka pengangguran disabilitas di Sulawesi Selatan, khususnya di 3 kabupaten/kota sasaran proyek 
  • Mengidentifikasi program atau layanan terkait angkatan kerja disabilitas baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pelaku usaha maupun NGO/CSO di wilayah sasaran
  • Menganalisis faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program partisipasi angkatan kerja disabilitas di wilayah sasaran
  • Mengidentifikasi faktor penentu probabilitas penyandang disabilitas dipekerjakan oleh pelaku usaha di wilayah sasaran
  • Mengidentifikasi kebijakan dan pemerintah lokal terkait peluang, aksesibilitas dan partisipasi angkatan kerja penyandang disabilitas di wilayah sasaran baik di sektor formal dan informal

4. Keluaran
Berdasarkan tujuan di atas, hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah laporan komprehensif 3 wilayah proyek, yang mencakup:
  • Data karakteristik penyandang disabilitas serta analisis situasi mempertimbangkan isu gender di 3 wilayah sasaran proyek
  • Analisis faktor-faktor penyebab tingginya angka pengangguran disabilitas di Sulawesi Selatan, khususnya di 3 kabupaten/kota sasaran proyek
  • Potret program atau layanan terkait angkatan kerja penyandang disabilitas yang diselenggarakan oleh pemerintah, pelaku usaha maupun NGO/CSO di wilayah sasaran
  • Analisis faktor pendukung dan penghambat penyelenggaraan program partisipasi angkatan kerja disabilitas di wilayah sasaran
  • Analisis faktor penentu probabilitas penyandang disabilitas dipekerjakan oleh pelaku usaha di wilayah sasaran
  • Analisis kebijakan dan aturan pemerintah lokal terkait peluang, aksesibilitas dan partisipasi angkatan kerja penyandang disabilitas di wilayah sasaran baik di sektor formal dan informal
  • Rekomendasi baik di level aturan/kebijakan maupun program layanan bagi angkatan kerja disabilitas di 3 wilayah sasaran

5. Metodologi
A. TAHAP KAJIAN
Pelaksanaan kajian ini akan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap Awal
  • Tim kajian melakukan pertemuan awal dengan YIPTA untuk menyamakan pemahaman proyek, indikator proyek serta kebutuhan data
  • Tim kajian bersama YIPTA menyepakati metodologi, timeline, dan teknis pelaksanaan kajian
  • Tim kajian mengirimkan draft inception report dengan detail metodologi pengumpulan data/informasi termasuk tools yang akan digunakan dan sampling/target informan, pembagian peran dan tanggung jawab tim kajian, dan detail workplan
  • Tim kajian dapat diminta mempresentasikan draft inception report
  • Tim kajian mengujicoba tools kajian
  • YIPTA akan memberikan umpan balik terhadap draft inception report yang dikirimkan
  • Tim kajian mengirimkan final inception report
  • YIPTA memberikan approval terhadap inception report sebelum pelaksanaan pengumpulan data
b. Tahap Pengumpulan Data
  • Tim kajian melatih enumerator. Proyek ini sangat mendorong pelibatan organisasi penyandang disabilitas lokal dan universitas lokal dalam setiap implementasi kegiatannya. Untuk itu, jika dimungkinkan, pelibatan mereka sebagai tim enumerator maupun tim inti kajian sangat disarankan
  • Pengumpulan data: metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif yang sesuai diharapkan dapat digunakan dalam proses pengumpulan data/informasi
c. Tahap Analisis dan Pelaporan
Fase penyusunan laporan terbagi menjadi empat tahap meliputi:
  • Inception Report: berisi rencana kajian sesuai konteks 3 wilayah sasaran dan kebutuhan proyek, metodologi, dan outline report. Inception report dikirimkan maks 1 minggu setelah pertemuan koordinasi pertama (kick off meeting) dengan tim YIPTA
  • Draft Laporan Baseline: berisi hasil temuan kajian dan analisa hasil kajian. Draft laporan disusun berdasarkan outline yang telah disepakati di dalam inception report dan dikirim dua minggu setelah pengumpulan data lapang selesai dilakukan
  • Presentasi Hasil Baseline: tim kajian memaparkan hasil temuan, analisis, dan poin-poin rekomendasi yang dihasilkan dari kajian kepada YIPTA. Input untuk penyempurnaan draft laporan baseline juga akan disampaikan melalui pertemuan ini oleh YIPTA
  • Laporan Baseline Final: berisi hasil kajian komprehensif yang menggambarkan temuan kajian dan hasil analisisnya serta rekomendasi. Final report (maks 20 halaman, tidak termasuk lampiran) dikirimkan dua minggu setelah draft final report dipresentasikan dan telah menerima input dari YIPTA. Laporan dibuat dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

B. TARGET INFORMAN
Dalam proses pengumpulan data/informasi, kajian ini diharapkan melibatkan pihak yang relevan dengan isu PD dalam sektor perekonomian seperti (tapi tidak terbatas pada):
  • Dinas Kesehatan setempat
  • Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat
  • Dinas Sosial setempat
  • Dinas Pendidikan setempat
  • Bappeda
  • Instansi penyedia layanan kesehatan setempat
  • Sektor/perusahaan swasta setempat
  • LSM terkait isu disabilitas
  • Organisasi Penyandang Disabilitas setempat
  • Instansi pemerintah, swasta, dan tokoh lainnya yang terkait dengan isu PD
Lokasi penelitian mengacu pada lokasi pelaksanaan program yaitu di 3 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi:
  • Kota Makasar
  • Kab. Bulukumba
  • Kab. Toraja Utara
Selain karena memiliki angka penyandang disabilitas usia angkatan kerja (>15 tahun) yang tinggi menurut data Susenas 2012, dasar pemilihan Sulawesi Selatan sebagai wilayah intervensi program didasarkan pada fakta bahwa dua provinsi tersebut tercatat sebagai 14 provinsi dengan angka prevalensi penyandang kustanya di atas 1 per 10.000. Pertimbangan lainnya adalah adanya sumberdaya organisasi penyandang disabilitas (DPO) yang telah memulai inisiatifnya sehingga diharapkan dapat menjadi modal dalam upaya advokasi kebijakan inklusif.

6. Spesifikasi Tim Konsultan yang Dibutuhkan
Tim konsultan/kajian yang dibutuhkan dalam kegiatan ini diharapkan memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
  • Minimum 5 tahun pengalaman melaksanakan baseline survey, kajian kebutuhan, riset sosial, dan evaluasi proyek/program pemberdayaan masyarakat
  • Memiliki pemahaman yang baik terhadap isu inklusif disabilitas, kesetaraan gender, dan advokasi kebijakan penyandang disabilitas khususnya terkait hak pekerjaan, kewirausahaan, dan penghidupan yang layak
  • Memiliki pengalaman dalam melakukan pengumpulan data dan analisis kualitatif dan kuantitatif serta berpengalaman dengan pendekatan participatory
  • Berpengalaman dan/atau mengetahui bagaimana implementasi proyek pemberdayaan dilakukan
  • Memiliki kemampuan interpersonal, komunikasu yang baik dan memahami budaya setempat
  • Fleksibel, responsif terhadap perubahan dan terbuka terhadap masukan

7. Jangka Waktu
Secara garis besar, total durasi kegiatan ini adalah 4 bulan (Oktober 2018 - Januari 2019), terdiri dari 4 tahapan meliputi persiapan, tahap awal (inception), dan tahap pengumpulan data dan analisis. Meskipun jadwal kajian baseline telah disusun dengan berbagai pertimbangan teknis, namun aplikan didorong untuk menyusun jadwal rencana kerja berdasarkan pengalaman relevannya dengan tetap mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi sumber daya.

8. Anggaran
Budget untuk kajian baseline ini akan mencakup professional fees, honor tim, biaya mobilisasi, akomodasi, training enumerator, dan supply costs tim kajian.

9. Ketentuan Pembayaran
Anggaran yang telah disepakati di dalam kontrak akan diberikan melalui 3 tahap pembayaran:
  • Pembayaran pertama; 40% dari total anggaran, akan dibayarkan setelah inception report diterima dan disetujui oleh YIPTA;
  • Pembayaran kedua; 30% dari total anggaran, akan dibayarkan setelah pelaksanaan training enumerators;
  • Pembayaran ketiga; 40% dari total anggaran, akan dibayarkan setelah final report diterima dan disetujui oleh YIPTA.

10. Bagaimana Melamar
YIPTA mengundang lembaga pusat penelitian maupun universitas untuk menjadi tim konsultan dalam kajian ini. Pelamar yang tertarik diharapkan mengirim proposal yang meliputi:
  • Proposal teknis: menggambarkan pemahaman tentang tugas, metodologi (sampling, teknik pengumpulan data, dll), batasan kajian, rencana kerja, dan saran inovatif. Proposal teknis juga harus melampirkan profil lembaga/institusi, pengalaman/kualifikasi yang relevan dari tim, salah satu contoh laporan baseline/kajian yang terkait dengan penugasan.
  • Proposal budget: berisi detail budget plan yang mencakup professional fees, honor tim, biaya mobilisasi, akomodasi, training enumerator, dan supply costs tim kajian.
Silakan kirim file PDF proposal beserta dokumen pendukung yang relevan via email dengan subject: Proposal Baseline Study LEAP Project_nama instansi ke officeyipta@gmail.com sebelum 25 Oktober 2018. Namun aplikasi yang masuk ke alamat email di atas akan segera diseleksi. Kandidat yang memenuhi syarat akan dihubungi untuk proses persyaratan yang sesuai.

YIPTA menghargai keragaman dan inklusi dan mendorong semua orang yang memenuhi syarat untuk melamar, terlepas dari agama, ras, jenis kelamin, orientasi seksual atau disabilitas

No comments:

Post a Comment