Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) melalui dukungannya kepada Pemerintah Indonesia telah berkontribusi terhadap konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia melalui konservasi tingkat lanskap, dukungan untuk kawasan konservasi, konservasi spesies, dan pelibatan masyarakat lokal. WCSIP bermitra erat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) baik ditingkat nasional maupun lanskap (UPT). Salah satu prioritas program kerjasama ini adalah upaya memitigasi permasalahan perdagangan dan peredaran ilegal satwa liar (IWT) yang dilakukan melalui program Wildlife Trade and Policy (WTP).
Untuk memperkuat upaya dukungan kepada KLHK dalam upaya mitigasi perdagangan ilegal satwa liar, WTP juga mendukung UPT KLHK untuk berkoordinasi yang erat dengan Lembaga sistem peradilan pidana lainnya, dari kepolisian hingga kehakiman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas melalui penguatan koordinasi multi pihak dan memperkuat kebijakan untuk menghilangkan hambatan yang mungkin timbul dalam menangani perdagangan dan peredaran ilegal satwa liar. Metode dukungan yang disepakati adalah melalui peningkatan kapasitas, peningkatan koordinasi, dan dukungan reformasi kebijakan; pengembangan kapasitas mitra, secara aktif terlibat dalam dialog dan pertemuan dengan para pemangku kepentingan, memfasilitasi diskusi dan menyediakan data dan informasi. Kegiatan dilakukan di tingkat nasional dan di seluruh lokasi kerjasama KLHK dan WCS-IP.
Untuk wilayah Indonesia Timur saat ini dibutuhkan WTP Coordinator untuk mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di wilayah Indonesia Timur, khususnya Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Tugas utama posisi ini adalah memimpin tim lapangan, membangun kerja sama erat dengan mitra terkait, dan mengembangkan strategi pelaksanaan kegiatan WTP, bersama dengan mitra-mitra di wilayah kerja BKSDA Maluku, BKSDA Sulawesi Utara dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. WTP Coordinator akan bekerja dibawah supervisi langsung dari Deputy WTP for Field Team dan Koordinasi WTP Senior Program Manager.
TANGGUNG JAWAB SECARA UMUM:
- Memastikan seluruh kegiatan Program WTP terlaksana dengan baik dengan berpedoman pada MSP dan ketentuan internal WCS IP, serta mengedepankan koordinasi dan kerjasama erat dengan masing-masing UPT KLHK.
- Berkontribusi dalam merancang dan mengembangkan straregi dan pendekatan program dukungan lapangan untuk mendukung Pemerintah dalam mitigasi IWT.
- Berkoordinasi dan memimpin program lapangan di wilayah kerja WCS di Indonesia Timur, termasuk mengelola tim lapangan dengan baik dan bertanggung jawab sehingga mampu menunjukkan kinerjanya secara terukur terhadap target strategi WCS-IP dan mencapai tujuan program secara efektif.
- Mendukung program WTP dan WCS IP dalam komunikasi dan koordinasi dengan berbagai mitra dan lembaga utama pemerintah.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KHUSUS
1. Dukungan Kegiatan Lapangan
- Berkontribusi dan mempimpin dalam perancangan dan implementasi strategi, pendekatan dan rencana kerja kegiatan lapangan di kerja.
- Menyusun rancangan akhir Operational Plan yang berisi rencana kegiatan rutin bulanan dan kegiatan dukungan khusus yang akan dilakukan oleh tim WTP di masing-masing site kerja dan mengirimkan kepada Deputy WTP for Field Team dan WTP Senior Program Manager
- Mengontrol proses pengumpulan data dan informasi di lapangan: memastikan penggunaan strategi yang tepat dan terukur, memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan untuk meminimalkan resiko sesuai dengan panduan keamanan kegiatan lapangan WCS, dan memastikan kegiatan tim di lapangan dilakukan sesuai target prioritas yang sudah ditentukan oleh WTP
- Memastikan proses pelibatan masyarakat lokal dalam pengumpulan data dan informasi dilakukan sesuai dengan tata cara yang tepat, termasuk memastikan perannya di lapangan berjalan dengan optimal.
- Memastikan data dan informasi yang dikumpulkan oleh tim di lapangan didokumentasikan dengan baik, dapat dipertanggungjawabkan, dan dilaporkan secara rutin dalam bentuk form data bulanan, laporan bulanan, dan laporan kronologi operasi penegakan hukum.
- Mengatur koordinasi rutin atau pertemuan strategis dengan tim WTP di wilayah kerja BKSDA Maluku, BKSDA Sulawesi Utara dan Balai Taman Nasional Bogani Nani Warta Bone untuk pembaruan kegiatan, kolaborasi potensial dengan mitra terkait, serta untuk mencari jalan keluar terhadap tantangan yang dihadapi tim untuk mencapai target yang ditentukan. Hal ini juga dilakukan untuk mempelajari perubahan dan dinamika yang terjadi dilapangan (contoh: modus operandi, tren baru, perdagangan online, permintaan pasar dan perubahannya, dan lain-lain).
- Memastikan penggunaan anggaran di lapangan dilakukan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel, serta dilaporankan sesuai standar dan waktu yang sudah ditentukan.
2. Pengembangan dan Pengelolaan Program Lapangan
- Berkontribusi dalam melakukan koordinasi dengan internal tim WTP berikut:
- Melakukan koordinasi yang baik dengan Deputy WTP for Field Team dan WTP Senior Program Manager untuk memastikan kegiatan yang dilakukan dilapangan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, termasuk pembaruan informasi secara rutin terkait proses yang sedang dilakukan dan dinamika yang terjadi di lapangan (contoh: modus operandi, tren baru, perdagangan online, permintaan pasar dan perubahannya, dan lain-lain).
- Melakukan koordinasi yang baik dengan WTP Coordinator di wilayah lain untuk memastikan data dan informasi yang terkait jaringan pelaku lintas wilayah dapat ditindaklanjuti. Termasuk dengan tim market monitoring untuk perdagangan daging satwa liar (bushmeat) di Sulawesi Utara.
- Memberi dukungan kepada UPT dalam rangka upaya tindak lanjut data dan informasi, termasuk memfasilitasi koordinasi dengan instansi terkait, saksi ahli dan pendampingan pakar dibidang hukum (legal).
- Melakukan koordinasi yang baik dengan analis tim Database WTP untuk mendukung UPT dalam menganalisa data dan informasi aktivitas ilegal yang telah diperoleh tim WTP di masing-masing site kerja, termasuk membantu UPT dalam merancang dan mengembangkan sistem data dan informasi.
- Melakukan koordinasi yang baik dengan tim Data WTP untuk memberi masukan dalam analis data IWT dan menyampaikan pembaruan data dan informasi berdasarkan temuan dilapangan secara rutin.
- Melakukan koordinasi yang baik dengan tim kebijakan WTP untuk mendukung proses penyusunan dokumen kebijakan perlindungan spesies dan dokumen lain yang relevan berdasarkan bidang keahlian yang dimiliki.
- Berkontribusi dalam penyusunan rencana kerja program WCS IP dalam kerangka kerjasama dengan KLHK dengan koordinasi erat bersama dengan program lain di WCS, termasuk menyiapkan draf matriks rencana kerja dan dokumen RKT – RPP untuk masing-masing UPT
- Melakukan koordinasi yang baik dengan manager program WCS Forest dan WCS Marine di Sulawesi Utara dan Maluku untuk menyinergikan kegiatan di lanskap.
- Berkontribusi dalam penyiapan dan penulisan laporan rutin program dan penulisan update berkala pembaruan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan koordinasi yang baik bersama Koordinator WTP untuk Monitoring and Reporting, termasuk menyiapkan draf matriks capaian kegiatan dan laporan rutin dan berkala untuk masing-masing UPT sesuai RKT dan RPP yang telah disepakati
- Mendokumentasikan pembelajaran di lapangan yang dapat menjadi masukan bagi publikasi WCSIP dan pengembangan proposal.
3. Kerja sama dan Komunikasi dengan Para Mitra
- Membangun hubungan kerja yang baik dan/atau kemitraan strategis dengan KLHK dan pemangku kepentingan utama seperti dari pemerintah, akademisi, LSM di wilayah kerja BKSDA Maluku, BKSDA Sulawesi Utara dan Balai Taman Nasional Bogani Nani Warta Bone untuk memastikan keberhasilan koordinasi, pelaksanaan dan tindak lanjut kegiatan program, serta mobilisasi tambahan sumber daya untuk organisasi.
- Memberikan dukungan teknis dan fasilitasi kepada mitra untuk pertemuan, lokakarya, dan kegiatan penjangkauan publik lainnya sebagaimana diperlukan dan secara resmi mewakili WCS-IP sebagai perwakilan WTP di Sulawesi dan Maluku jika diperlukan.
- Berkontribusi dalam penulisan, penerbitan dan penyajian publikasi WTP dan melalui makalah ilmiah, briefing dan kertas kerja, laporan teknis dan presentasi termasuk materi komunikasi lainnya dengan bekerja sama dengan tim komunikasi WCS.
PERSYARATAN POSISI
- Memiliki gelar minimal Sarjana (S1) di bidang biologi, konservasi, kehutanan, pertanian, dan bidang terkait lainnya dengan pengalaman minimum 7 tahun dalam isu terkait satwa liar yang terkait peredaran dan perdagangan satwa.
- Memiliki pengalaman melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi lapangan secara khususnya informasi terkait dengan tentang perburuan, perdagangan ilegal satwa liar dan hal lainnya terkait ancaman terhadap kawasan.
- Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan memiliki pengalaman bekerjasama dengan pemerintah, media masa, LSM.
- Memiliki motivasi kuat, kemampuan interpersonal yang baik, komitmen kuat, mampu berkerja dalam tim, dan memiliki kemampuan mengelola tim lapangan.
- Memiliki inisiatif, mampu menganalisa resiko, dan memiliki kemampuan merencanakan kegiatan lapangan dengan baik.
- Mampu bekerja dengan baik di bawah tekanan, dapat dengan cepat memahami parameter proyek dan tujuan yang akan dicapai.
- Memiliki kemampuan identifikasi jenis satwa liar dan bagian-bagiannya.
- Memiliki keterampilan interpersonal dan komunikasi yang baik dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
- Memiliki keterampilan menulis laporan dan presentasi yang baik, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (diutamakan).
|
No comments:
Post a Comment