EQSI Project – Kendari, Sulawesi
Tenggara membutuhkan tenaga ahli / Konsultan Green House Gas (GHG). Sebagaimana maksud, tujuan dan harapan dari
project ini dengan berlatar belakang sbb:
1. LATAR BELAKANG:
Proyek dengan Judul “Economic, Quality and Sustainability Improvement from Community
Centered Cocoa Fermentation Stations, Diversified Agro-forestry and
Agribusiness Systems and Centered Social Development Programs” atau di sebut
EQSI, adalah proyek kerja sama antara MCA-I, Yayasan Hj. Kalla, Kalla Kakao
Industri dan Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera (LEMS), dengan tujuan umum: Mengurangi
kemiskinan melalui pertumbuhan rendah karbon yang meningkatkan mata pencaharian
masyarakat perdesaan di Indonesia, terutama petani kakao. Pembangunan rendah
karbon adalah pembangunan dengan pendekatan ramah lingkungan.
Millenium Challange Account (MCA-Indonesia)
Merupakan sebuah Lembaga Wali Amanat yang
mewakili Pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan program lima tahun
(2013-2018) Program Millenium Challange Corporation’s Compact, yang merupakan
pillar utama dari Kemitraan Komprehensif antara Pemerintah USA dan Indonesia,
dan juga merupakan komitment tunggal terbesar yang di lakukan Pemerintah
Amerika Serikat terhadap Indonesia, saat ini.
MCA-Indonesia mempunyai tiga proyek dibawah program Compact, yaitu:
Green Prosperity, Community-Based Health and Nutrition to Reduce Stunting
and Procurement Modernization. Proyek2
kami di desain, dikelola dan di implementasikan oleh orang orang Indonesia,
untuk orang orang Indonesia. Pekerjaan
pembangunan terpenting kami harus terjadi di Kabupaten2, dan desa2. Tujuan kami adalah mengurangi kemiskinan
melalui pertumbuhan ekonomi. Program
kami bersifat nasional, berpusat pada reformasi, dan berfokus pada hasil untuk
memaksimalkan efektivitas dan keberlanjutan jangka panjang nya.
Yayasan Kalla
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla atau disingkat
dengan Yayasan Kalla di dirikan pada 24 April 1984. Melalui Yayasan ini, Kalla Group menjalankan
program Corporate Social Responsibility dan menyalurkan dana zakat perusahaan
dengan aktivitas pada bidang pendidikan, dakwah, sosial kemasyarakatan dan
lingkungan hidup. Selain itu Yayasan
Kalla juga mengembangkan lembaga pendidikan formal mulai dari TK hingga SMA,
dengan nama Sekolah Islam Athirah untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia. Berkontribusi aktif
dalam dakwah, pengembangan mutu pendidikan, peningkatan kualitas kesejahteraan
dan lingkungan masyarakat. Info lebih jauh tentang organisasi dapat di lihat
di www.yayasankalla.com dan www.yayasankalla.org
2. GAS RUMAH KACA
Pemanasan
global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi
(atmosfer, laut dan daratan) disebabkan oleh efek gas rumah kaca karena
meningkatnya konsentrasi gas-gas diatmosfir yang menyebabkan panas dari radiasi
sinar matahari tersimpan dipermukaan bumi. Dampak dari pemanasan global adalah
terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, misalnya terjadi banjir karena curah
hujan yang terlalu tinggi, kekeringan yang berkepanjangan karena musim kemarau
yang panjang dan suhu permukaan bumi yang semakin panas. Bagi para petani,
perubahan iklim yang ekstrim telah menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam
mengelolah waktu bercocok tanam.
Terdapat dua
hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim yang disebabkan oleh
pemanasan global yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi adalah upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang sudah atau mungkin
akan terjadi, sedangkan mitigasi adalah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca yang merupakan sumber penyebab terjadinya pemanasan global. Upaya mitigasi
pada umunya diserahkan kepada pengelolaan hutan yang lestari.
Hutan dalam
konteks perubahan iklim dapat berfungsi sebagai sumber emisi gas rumah kaca
seperti deforestasi atau degradasi hutan yang menyebabkan menurunnya jumlah
areal dan kualitas hutan. Disisi lain hutan dapat berfungsi sebagai sumber
penyerapan dan ketersediaan karbon seperti kegiatan penanaman dan pemeliharaan
pohon sebagai upaya mempertahankan hutan dari degradasi dan deforestasi. Oleh
karena itu, pengelolaan hutan yang lestari mempunyai peranan yang besar dalam
upaya mitigasi gas rumah kaca
EQSI project
melalui kegiatan reforestasi melakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan
kritis di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan (hutan rakyat) sebagai
upaya peningkatan kapasitas hutan dalam penyerapan, penyimpanan karbon dan
mempertahankan cadangan karbon yang ada pada hutan dari kehilangan akibat
deforestasi, perambahan dan degradasi hutan. Oleh karena itu, akan dilakukan
perhitungan (estimasi) cadangan carbon baik di hutan rakyat maupun di dalam
kawasan hutan
3. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan yang
ingin dicapai pada kegiatan perhitungan cadangan carbon adalah sebagai berikut
:
(1).
Mengetahui estimasi nilai penyerapan dan penyimpanan
karbon terhadap aktivitas penanaman pohon pada lahan kritis 7.000 Ha
(2).
Mengetahui tingkat penyerapan karbon tanaman terhadap
beberapa pola rehabilitasi hutan seperti pola penanaman penuh (monokultur),
pola agroforestry, pola hutan tanaman rakyat (pengkayaan tanaman hutan)
(3).
Mengetahui kemampuan masing-masing tanaman/pohon dalam
penyerapan dan penyimpanan karbon.
(4).
Memberikan pengetahuan menghitung cadangan karbon di
hutan rakyat bagi para pendamping hutan rakyat.
(5).
Membuat rencana bisnis carbon berbasis carbon sequestrial
dari rehabilitasi dan pemeliharaan hutan bagi kelompok pengelola hutan dalam
proyek reforestasi EQSI.
1. Hasil/Luaran yang diharapkan
1.
Data dan informasi besaran penyerapan dan penyimpanan
karbon terhadap aktivitas penanaman pohon pada lahan kritis 7.000 Ha dan
aktivitas pemeliharaan kebun kakao petani dengan pola agroforestry
2.
Data dan informasi besaran penyerapan karbon terhadap
pola penanaman penuh, pola agroforestry dan pola hutan rakyat
3.
Ditemukan metode pengukuran karbon yang efektif di areal
hutan rakyat dan dalam kawasan hutan
4.
Adanya panduan bagi para petani dalam menghitung cadangan
karbon di hutan rakyat.
5.
Bisnis plan carbon sequestration bagi kelompok tani hutan
yang terlibat dalam kegiatan reforestry EQSI.
6.
Meningkatkan kesadaran masyarakat
petani hutan untuk menjaga dan melestarikan hutan.
2.
Bentuk Kegiatan
a. Perhitungan cadangan karbon dengan berbagai pola rehabilitasi
hutan yang diterapkan yaitu :
- Pola penanaman penuh yaitu penanaman pohon sistem monokultur
degan jumlah anakan 1100 - 1650 batang/Ha
- Pola agroforestri yaitu tumpangsari tanaman kakao dengan tanaman
hutan atau tanaman perkebunan lainnya sebagai tanaman sela seperti pisang,
kelapa, lamtoro, gamal, pete, dll)
- Pola hutan rakyat yaitu pengkayaan tanaman hutan dengan
penanaman anakan pohon 650 batang/ha
b. Socialissai / Pelatihan perhitungan karbon bagi para pendamping
petani hutan.
c. Perencanaan carbon trading berbasis masyarakat dan
pelatihannya.
3. Metode Pengukuran Karbon
Pengukuran karbon dilakukan
secara sampling pada masing-masing pola rehabilitasi hutan. Pengukuran simpanan
carbón meliputi biomassa atas permukaan, biomassa bawah permukaan, Biomassa
nekromas, biomassa lantai hutan dan biomassa non kayu di atas permukaan tanah,
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
4.
Langkah – Langkah Kegiatan untuk Pengukuran
Karbon
Untuk menghasilkan perhitungan / pengukuran
karbon pada program reforestry, konsultan akan melakukan kegiatan dalam
beberapa tahapan, sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja
2. Desk study perihal document proyek, kegiatan
reforestry, perataran-peratura pemerintah yan berkaitan dengan pengurangan
emisi gas rumah kaca. dll
3. Kegaitan Lapangan, kunjungan ke lokasi
program untuk mendapatkan gambaran aktual kegiatan lapangan, termasuk
sosialiasasi kepada masyarakat terkait, tentang masalah greenhouse gas.
4. Penulisan Laporan akhir, termasuk tindak
lanjut.
5.
Kualifikasi Nara Sumber:
- Berlatar belakang pendidikan dan pengalaman Kehutanan, Konservasi dan rehabilitasi.
- Mengerti konteks kehutanan dalam hubungannya dengan pemanasan global akibat pengaruh gas rumah kaca.
- Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam perhitungan karbon di bidang kehutanan, minimal 10 tahun.
- Berpengalaman dalam program kehutanan, minimal 10 tahun.
- Berpengalaman bekerja dengan kelompok tani dan melatih kelompok masyarakat, memiliki nilai plus
6. Rencana
Jadwal Kegiatan
1. Menyusun rencana kerja – 1 hari
2. Desk study - 2 hari
3. Kegaitan Lapangan – 3 hari
4. Penulisan Laporan akhir, termasuk tindak
lanjut 3 hari
Diperkirakan kegiatan akan bisa diselesaikan
dalam waktu 2 minggu atau 15 hari maksimal.
7. Penanggung Jawab
Kegiatan:
Penanggung jawab kegiatan adalah Team Leader
Reforestasi, yang akan mengkonsolidasikan capaian, progress report, final
report, financial report dll kepada Management EQSI, untuk menjadi input
laporan kuartalan kepada MCA-Indonesia dan Yayasan Kalla.
11. Pelaporan Dan Dokumentasi :
Pelaporan dan dokumentasi kegiatan
akan disiapkan oleh Konsultan. Laporan
terdiri dari:
- Panduan perhitungan
carbon di hutan rakyat;
- Laporan Perhitungan estimasi cadangan
karbon proyek EQSI program Reforestasi, dan;
- Foto-foto kegiatan.
Laporan di serahkan kepada Manajemen EQSI: Proj Director, TL reforestasi dan Coordinator
Admin & Finance, untuk di olah dan di teruskan ke donor (Yayasan Kalla dan
MCA-Indonesia).
Pelamar / Konsultan yang berminat dapat
mengirimkan lamaran, dengan melampirkan CV - <Nama Pelamar> ke info@eqsiyayasankalla.org cc; yatiesaloh@gmail.com dan mencantumkan pada kolom subject Konsultan
GHG Reforestasi. Lamaran diterima selambat - lambat 11 November 2016.
No comments:
Post a Comment