Saturday, November 5, 2016

VACANCY - EQSI Project: GREEN HOUSE GAS (GHG) Consultant

EQSI ProjectKendari, Sulawesi Tenggara membutuhkan tenaga ahli / Konsultan Green House Gas (GHG). Sebagaimana maksud, tujuan dan harapan dari project ini dengan berlatar belakang sbb:
 
1. LATAR BELAKANG:
Proyek dengan JudulEconomic, Quality and Sustainability Improvement from Community Centered Cocoa Fermentation Stations, Diversified Agro-forestry and Agribusiness Systems and Centered Social Development Programs” atau di sebut EQSI, adalah proyek kerja sama antara MCA-I, Yayasan Hj. Kalla, Kalla Kakao Industri dan Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera (LEMS), dengan tujuan umum: Mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan rendah karbon yang meningkatkan mata pencaharian masyarakat perdesaan di Indonesia, terutama petani kakao. Pembangunan rendah karbon adalah pembangunan dengan pendekatan ramah lingkungan.
 
Millenium Challange Account (MCA-Indonesia)
Merupakan sebuah Lembaga Wali Amanat yang mewakili Pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan program lima tahun (2013-2018) Program Millenium Challange Corporation’s Compact, yang merupakan pillar utama dari Kemitraan Komprehensif antara Pemerintah USA dan Indonesia, dan juga merupakan komitment tunggal terbesar yang di lakukan Pemerintah Amerika Serikat terhadap Indonesia, saat ini.
 
MCA-Indonesia mempunyai tiga proyek dibawah program Compact, yaitu:
Green Prosperity, Community-Based Health and Nutrition to Reduce Stunting and Procurement Modernization.  Proyek2 kami di desain, dikelola dan di implementasikan oleh orang orang Indonesia, untuk orang orang Indonesia.  Pekerjaan pembangunan terpenting kami harus terjadi di Kabupaten2, dan desa2.  Tujuan kami adalah mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.  Program kami bersifat nasional, berpusat pada reformasi, dan berfokus pada hasil untuk memaksimalkan efektivitas dan keberlanjutan jangka panjang nya.
 
Yayasan Kalla
Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla atau disingkat dengan Yayasan Kalla di dirikan pada 24 April 1984.  Melalui Yayasan ini, Kalla Group menjalankan program Corporate Social Responsibility dan menyalurkan dana zakat perusahaan dengan aktivitas pada bidang pendidikan, dakwah, sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup.  Selain itu Yayasan Kalla juga mengembangkan lembaga pendidikan formal mulai dari TK hingga SMA, dengan nama Sekolah Islam Athirah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.  Berkontribusi aktif dalam dakwah, pengembangan mutu pendidikan, peningkatan kualitas kesejahteraan dan lingkungan masyarakat. Info lebih jauh tentang organisasi dapat di lihat di www.yayasankalla.com dan www.yayasankalla.org
 
2. GAS RUMAH KACA
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi (atmosfer, laut dan daratan) disebabkan oleh efek gas rumah kaca karena meningkatnya konsentrasi gas-gas diatmosfir yang menyebabkan panas dari radiasi sinar matahari tersimpan dipermukaan bumi. Dampak dari pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, misalnya terjadi banjir karena curah hujan yang terlalu tinggi, kekeringan yang berkepanjangan karena musim kemarau yang panjang dan suhu permukaan bumi yang semakin panas. Bagi para petani, perubahan iklim yang ekstrim telah menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam mengelolah waktu bercocok tanam.
 
Terdapat dua hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang sudah atau mungkin akan terjadi, sedangkan mitigasi adalah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan sumber penyebab terjadinya pemanasan global. Upaya mitigasi pada umunya diserahkan kepada pengelolaan hutan yang lestari.
 
Hutan dalam konteks perubahan iklim dapat berfungsi sebagai sumber emisi gas rumah kaca seperti deforestasi atau degradasi hutan yang menyebabkan menurunnya jumlah areal dan kualitas hutan. Disisi lain hutan dapat berfungsi sebagai sumber penyerapan dan ketersediaan karbon seperti kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon sebagai upaya mempertahankan hutan dari degradasi dan deforestasi. Oleh karena itu, pengelolaan hutan yang lestari mempunyai peranan yang besar dalam upaya mitigasi gas rumah kaca
 
EQSI project melalui kegiatan reforestasi melakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan (hutan rakyat) sebagai upaya peningkatan kapasitas hutan dalam penyerapan, penyimpanan karbon dan mempertahankan cadangan karbon yang ada pada hutan dari kehilangan akibat deforestasi, perambahan dan degradasi hutan. Oleh karena itu, akan dilakukan perhitungan (estimasi) cadangan carbon baik di hutan rakyat maupun di dalam kawasan hutan
 
3. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan perhitungan cadangan carbon adalah sebagai berikut :
(1).          Mengetahui estimasi nilai penyerapan dan penyimpanan karbon terhadap aktivitas penanaman pohon pada lahan kritis 7.000 Ha  
(2).          Mengetahui tingkat penyerapan karbon tanaman terhadap beberapa pola rehabilitasi hutan seperti pola penanaman penuh (monokultur), pola agroforestry, pola hutan tanaman rakyat (pengkayaan tanaman hutan)
(3).          Mengetahui kemampuan masing-masing tanaman/pohon dalam penyerapan dan penyimpanan karbon.
(4).          Memberikan pengetahuan menghitung cadangan karbon di hutan rakyat bagi para pendamping hutan rakyat.
(5).          Membuat rencana bisnis carbon berbasis carbon sequestrial dari rehabilitasi dan pemeliharaan hutan bagi kelompok pengelola hutan dalam proyek reforestasi EQSI.
 
1.      Hasil/Luaran yang diharapkan
1.      Data dan informasi besaran penyerapan dan penyimpanan karbon terhadap aktivitas penanaman pohon pada lahan kritis 7.000 Ha dan aktivitas pemeliharaan kebun kakao petani dengan pola agroforestry
2.      Data dan informasi besaran penyerapan karbon terhadap pola penanaman penuh, pola agroforestry dan pola hutan rakyat
3.      Ditemukan metode pengukuran karbon yang efektif di areal hutan rakyat dan dalam kawasan hutan
4.      Adanya panduan bagi para petani dalam menghitung cadangan karbon di hutan rakyat.
5.      Bisnis plan carbon sequestration bagi kelompok tani hutan yang terlibat dalam kegiatan reforestry EQSI.
6.      Meningkatkan kesadaran masyarakat petani hutan untuk menjaga dan melestarikan hutan.
 
2.      Bentuk Kegiatan
a.      Perhitungan cadangan karbon dengan berbagai pola rehabilitasi hutan yang diterapkan yaitu :
-  Pola penanaman penuh yaitu penanaman pohon sistem monokultur degan jumlah anakan 1100 - 1650 batang/Ha
-  Pola agroforestri yaitu tumpangsari tanaman kakao dengan tanaman hutan atau tanaman perkebunan lainnya sebagai tanaman       sela seperti pisang, kelapa, lamtoro, gamal, pete, dll)
-  Pola hutan rakyat yaitu pengkayaan tanaman hutan dengan penanaman anakan pohon 650 batang/ha
b.      Socialissai / Pelatihan perhitungan karbon bagi para pendamping petani hutan.
c.       Perencanaan carbon trading berbasis masyarakat dan pelatihannya.
 
3.  Metode Pengukuran Karbon
Pengukuran karbon dilakukan secara sampling pada masing-masing pola rehabilitasi hutan. Pengukuran simpanan carbón meliputi biomassa atas permukaan, biomassa bawah permukaan, Biomassa nekromas, biomassa lantai hutan dan biomassa non kayu di atas permukaan tanah, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
 
4.      Langkah – Langkah Kegiatan untuk Pengukuran Karbon
Untuk menghasilkan perhitungan / pengukuran karbon pada program reforestry, konsultan akan melakukan kegiatan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut:
1.      Menyusun rencana kerja
2.      Desk study perihal document proyek, kegiatan reforestry, perataran-peratura pemerintah yan berkaitan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca. dll
3.      Kegaitan Lapangan, kunjungan ke lokasi program untuk mendapatkan gambaran aktual kegiatan lapangan, termasuk sosialiasasi kepada masyarakat terkait, tentang masalah greenhouse gas.
4.      Penulisan Laporan akhir, termasuk tindak lanjut.
 
5.      Kualifikasi Nara Sumber:
  • Berlatar belakang pendidikan dan pengalaman Kehutanan, Konservasi dan rehabilitasi.
  • Mengerti konteks kehutanan dalam hubungannya dengan pemanasan global akibat pengaruh gas rumah kaca.
  • Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam perhitungan karbon di bidang kehutanan, minimal 10 tahun.
  • Berpengalaman dalam program kehutanan, minimal 10 tahun.
  • Berpengalaman bekerja dengan kelompok tani dan melatih kelompok masyarakat, memiliki nilai plus
 
6.  Rencana Jadwal Kegiatan
1.      Menyusun rencana kerja – 1 hari
2.      Desk study - 2 hari
3.      Kegaitan Lapangan – 3 hari
4.      Penulisan Laporan akhir, termasuk tindak lanjut 3 hari
Diperkirakan kegiatan akan bisa diselesaikan dalam waktu 2 minggu atau 15 hari maksimal.  
 
7.      Penanggung Jawab Kegiatan:
Penanggung jawab kegiatan adalah Team Leader Reforestasi, yang akan mengkonsolidasikan capaian, progress report, final report, financial report dll kepada Management EQSI, untuk menjadi input laporan kuartalan kepada MCA-Indonesia dan Yayasan Kalla.
 
11. Pelaporan Dan Dokumentasi :
Pelaporan dan dokumentasi kegiatan akan disiapkan oleh Konsultan. Laporan terdiri dari:
-   Panduan perhitungan carbon di hutan rakyat;
- Laporan Perhitungan estimasi cadangan karbon proyek EQSI program Reforestasi, dan;
-   Foto-foto kegiatan.
Laporan di serahkan kepada Manajemen EQSI:  Proj Director, TL reforestasi dan Coordinator Admin & Finance, untuk di olah dan di teruskan ke donor (Yayasan Kalla dan MCA-Indonesia).
                   
Pelamar / Konsultan yang berminat dapat mengirimkan lamaran, dengan melampirkan CV - <Nama Pelamar> ke info@eqsiyayasankalla.org cc; yatiesaloh@gmail.com dan mencantumkan pada kolom subject  Konsultan GHG Reforestasi. Lamaran diterima selambat - lambat 11 November 2016.

No comments:

Post a Comment