Tuesday, March 12, 2019

Kerangka Acuan Kerja Kajian Baseline PEPCOM


1.      Latar Belakang

Yayasan NLR Indonesia adalah organisasi non-profit nasional anggota aliansi NLR yang bekerja untuk mendorong dunia tanpa kusta dan mewujudkan masyarakat inklusif bagi penyandang disabilitas.

Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia dalam jumlah kasus kusta dan tidak ada penurunan berarti dalam 16 tahun terakhir. Kusta masih menjadi salah satu penyebab utama kecacatan yang bisa dicegah. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta.

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten termiskin di provinsi Jawa Barat dengan 1.700.815 penduduk. Tahun 2017, ditemukan sebanyak 168 kasus kusta baru. Dari semua kasus baru tersebut, proposi kasus anak adalah 10% dan proporsi kecacatan adalah 8%. Hal ini menunjukkan bahwa penularan penyakit kusta masih berlangsung di masyarakat dan ada keterlambatan dalam deteksi kasus.

Sejauh ini, di sebagian Puskesmas, layanan kusta hanya dilakukan oleh petugas kusta dan belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam program lain. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten, baru  50% petugas kesehatan kusta yang terlatih dalam pengendalian kusta. Selain itu, frekuensi dan kualitas supervisi masih perlu ditingkatkan. Partisipasi masyarakat rendah oleh karena tidak ada kegiatan terintegrasi untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat. Kurangnya partisipasi masyarakat dapat menyebabkan tingginya stigma, keterlambatan deteksi dan kepatuhan yang rendah terhadap pengobatan.

Oleh karena itu perlu adanya upaya akselerasi eliminasi kusta dengan meningkatkan penemuan kasus dan menghentikan transmisi. Beberapa projek sebelumnya dengan berbagai pendekatan intervensi menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Di Sulawesi Utara, penguatan program pengendalian kusta terpadu di Puskesmas berhasil meningkatkan penemuan kasus dan motivasi serta kinerja dari pemegang program kusta. Strategi lain yaitu Post Exposure Prophylaxis (PEP) telah dilaksanakan di kabupaten Sampang dan Sumenep di Jawa Timur. Tujuan PEP adalah untuk melindungi populasi berisiko tinggi (kontak dekat kasus indeks kusta) dengan pemberian dosis tunggal rifampicin (SDR).

Berdasarkan dari hasil-hasil ini, NLR bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Dinas  akan melaksanakan sebuah kegiatan yang menggabungkan tiga komponen yang saling terkait, yaitu penguatan program eliminasi kusta di Puskesmas, pelaksanaan PEP, serta pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini, mengurangi tingkat cacat baru akibat kusta dan mengurangi insiden kasus baru di kabupaten. 
Untuk menyusun strategi penguatan program eliminasi Kusta dan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan konteks, karakteristik dan kebutuhan masyarakat, maka perlu dilakukan kajian awal (baseline) untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan persepsi terhadap kusta di antara masyarakat dan tenaga kesehatan termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain

2.      Tujuan

Tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut:
  1. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan persepsi terhadap kusta di antara masyarakat dan tenaga kesehatan termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi.
  2. Mengetahui perilaku dan praktek tenaga kesehatan terhadap kusta termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi.
  3. Merekomendasikan strategi promosi kesehatan untuk kusta yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal

3.      Lingkup Pekerjaan

NLR Indonesia akan bekerjasama dengan tim kajian untuk melaksanakan kajian terhadap xxx. Tugas dari tim kajian adalah:
a.    Menyusun protokol yang mencakup rancangan dan instrumen kajian
b.    Mengujicoba instrumen kajian
c.    Mengurus perizinan yang dibutuhkan
d.    Menyusun manual dan panduan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kajian
e.    Melakukan pelatihan bagi enumerator
f.     Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap proses pengambilan data
g.    Melakukan analisis data
h.    Menyusun laporan baseline

4.      Hasil yang Diharapkan

Berdasarkan tujuan di atas, hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah laporan komprehensif yang mencakup:
a.    Tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap terhadap kusta pada penduduk serta tenaga kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
b.    Tingkat pengetahuan dan ketrampilan dalam penatalaksanaan kusta pada tenaga kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
c.    Capaian program kusta
  • Cakupan active and passive case finding
  • Jumlah penderita kusta yang dirujuk oleh petugas di luar kusta
  • Jumlah dan persentase kasus anak
  • Jumlah dan persentase kasus dengan cacat tingkat 2
d.    Capaian program pemberdayaan masyarakat
  • Jumlah penderita kusta yang dirujuk ke Puskesmas oleh masyarakat
  • Jumlah tokoh masyarakat (komunitas/tokoh agama, penggiat wanita dan kader kesehatan) yang berperan aktif dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kesadaran terhadap kusta
e.    Jumlah tokoh masyarakat (komunitas/tokoh agama, penggiat wanita dan kader kesehatan) yang memiliki kompetensi untuk menjadi multiplying agent.
f.      Jenis dan konten media informasi yang sesuai untuk penduduk dan tenaga kesehatan di wilayah kegiatan.
g.     Analisis kebijakan dan aturan pemerintah lokal terkait eliminasi kusta.
h.     Rekomendasi di level peraturan/kebijakan maupun strategi kegiatan PEPCOM .

5.      Metodologi

Pelaksanaan kajian ini akan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:
  1. Tahap Inception
-       Tim kajian melakukan pertemuan awal dengan NLR Indonesia untuk mendiskusikan metodologi, jadwal, dan pelaksanaan kajian.
-       Tim kajian mengirimkan draft inception report dengan detail metodologi yang akan digunakan, pembagian peran dan tanggung jawab tim kajian, outline laporan akhir dan rencana kerja.
-       NLR Indonesia akan memberikan umpan balik terhadap draft inception report yang dikirimkan
-       Tim kajian mengirimkan final inception report
-       NLR Indonesia memberikan persetujuan terhadap inception report sebelum pelaksanaan pengumpulan data

b.      Tahap Implementasi
-       Tim kajian melaksanakan pengumpulan data sesuai dengan metodologi yang telah disepakati dengan NLR Indonesia.
-       Tim kajian melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kajian untuk menjamin kualitas data yang dihasilkan.

c.       Tahap Analisis dan Penulisan Laporan
-       Draft Laporan Baseline: berisi hasil, analisis dan pembahasan hasil kajian. Draft laporan disusun berdasarkan outline yang telah disepakati di dalam inception report dan dikirim dua minggu setelah pengumpulan data selesai dilakukan.
-       Presentasi Hasil Baseline: tim kajian memaparkan hasil temuan, analisis, dan poin-poin rekomendasi yang dihasilkan dari kajian kepada NLR Indonesia. NLR Indonesia akan memberikan masukan untuk untuk penyempurnaan draft laporan baseline.
-       Laporan Akhir: berisi hasil dan analisis kajian secara komprehensif yang menggambarkan temuan utama, analisis serta rekomendasi. Final report (maksimal 20 halaman, tidak termasuk lampiran) dikirimkan paling lambat dua minggu setelah draft final report dipresentasikan dan telah menerima input dari NLR Indonesia.
-       Laporan dibuat dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

6.      Kualifikasi yang Dibutuhkan

Tim konsultan/kajian yang dibutuhkan dalam kegiatan ini diharapkan memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
  1. Minimum 5 tahun pengalaman dalam melaksanakan penelitian kesehatan atau sosial, kajian kebutuhan dan evaluasi proyek/program pemberdayaan masyarakat
  2. Memiliki pemahaman yang baik terhadap permasalahan kusta
  3. Memiliki pengalaman dalam melakukan pengumpulan data dan analisis kualitatif dan kuantitatif
  4. Memiliki kemampuan interpersonal, komunikasi yang baik dan memahami budaya setempat
  5. Fleksibel, responsif terhadap perubahan dan terbuka terhadap masukan

7.      Jangka Waktu

Secara garis besar, total durasi kegiatan ini adalah 3 bulan, terdiri dari:
  1. Persiapan dan Inception (Minggu I-II Maret)
  2. Pelaksanaan (Minggu III Maret-Minggu III April)
  3. Analisis dan penulisan laporan (Minggu IV April – Minggu II Mei)
  4. Revisi laporan akhir (Minggu III Mei – Minggu IV Mei)

8.      Budget

Budget untuk kajian baseline ini akan mencakup honor tim, biaya operasional, akomodasi, training enumerator, dan supply costs tim kajian.

9.      Termin Pembayaran

Budget yang telah disepakati di dalam kontrak akan diberikan melalui 3 tahap pembayaran:
  1. Pembayaran pertama; 40% dari total anggaran, akan dibayarkan setelah inception report diterima dan disetujui oleh NLR Indonesia;
  2. Pembayaran kedua; 40% dari total anggaran, akan dibayarkan setelah laporan awal diterima,
  3. Pembayaran ketiga; 20% dari total anggaran, akan dibayarkan setelah laporan akhir diterima dan disetujui oleh NLR Indonesia.

10.   Cara Melamar

NLR Indonesia mengundang lembaga penelitian maupun universitas untuk menjadi tim konsultan dalam kajian ini. Pelamar yang tertarik diharapkan mengirim proposal yang meliputi 2 komponen:
  1. Proposal teknis: menggambarkan pemahaman tentang tugas, metodologi (sampling, teknik pengumpulan data, dll), batasan kajian, rencana kerja, dan saran inovatif. Proposal teknis juga harus melampirkan profil lembaga/institusi, pengalaman/kualifikasi yang relevan dari tim, salah satu contoh laporan baseline/kajian yang terkait dengan penugasan.
  2. Proposal budget: berisi detail rencana anggaran.

Silakan kirim file PDF proposal beserta dokumen pendukung yang relevan via email dengan subject: Proposal Baseline Study PEPCOM_nama instansi ke recruitment@nlrindonesia.or.id  paling lambat 23 Maret 2019

Hanya kandidat yang terpilih akan diberitahu.
Kandidat yang memenuhi syarat akan dihubungi untuk proses persyaratan yang sesuai.

Yayasan NLR Indonesia menghargai keragaman dan inklusi dan mendorong semua orang yang memenuhi syarat untuk menerapkan, terlepas dari usia, agama, ras, jenis kelamin, orientasi seksual atau disabilitas
www.nlrindonesia.or.id

No comments:

Post a Comment