Thursday, September 23, 2021

Konsultan Baseline Survey - Body Talk Project 2021

 

Baseline Survey – Body Talk Project 2021

 

  1. Pendahuluan

NLR Indonesia berkomitmen bekerja dalam pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi anak dan remaja dengan disabilitas dan/atau yang pernah mengalami kusta karena anak dan remaja dengan disabilitas dan/atau yang pernah mengalami kusta selama ini teridentifikasi tidak mampu mengklaim hak-hak seksual dan reproduksi mereka secara maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat, tingkat sosial, kelembagaan dan politik untuk memenuhi hal tersebut

 

Pada tahun 2019, Liliane fonds, Rutgers Netherland, NLR Indonesia, RCI Vietnam (sebelumnya NLR Mekong) dan Norfil Philippines bersepakat untuk bekerjasama sebagai konsorsium untuk melaksanakan project “Body Talk” selama 2021 – 2024.

 

Sebagai latar belakang  mengawali project “Body Talk”, sebuah lokakarya telah dilaksanakan untuk membahas hambatan utama pada remaja dengan disabilitas dalam membuat pilihan secara sadar dan membela Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR). Hambatan utama dapat diidentifikasi di berbagai tingkat model sosioekologis, di ataranya: 1. Anak dan remaja dengan disabilitas itu sendiri; 2. Orangtua atau wali mereka; 3. Masyarakat; 4. Lembaga pendidikan; 5. Institusi Kesehatan, dan 6. Pemerintah.  Untuk merespon tantangan-tantangan ini, proyek “Body Talk” dikembangkan dengan tujuan mengurangi hambatan yang terjadi sehingga memungkinkan remaja dengan disabilitas dapat membuat pilihan sendiri dan mendorong untuk membela HKSR-nya.

 

Pelaksanaan project ini menggunakan pendekatan Model Sosial Ekologi sebagai model yang mengidentifikasi berbagai faktor di setiap tingkat yang mempengaruhi individu (Heise L, Ellsberg M, & Gottemoeller M, 1999).  Model dimulai dengan Tingkat Individu (pengetahuan, sikap, dan keterampilan); Tingkat Interpersonal (keluarga, teman, dan jaringan sosial); Tingkat Organisasi (sekolah, organisasi, dan tempat kerja), Tingkat Komunitas (desain, akses, keterhubungan, dan ruang), dan Tingkat Kebijakan Publik (hukum dan kebijakan). Hasil dari proses identifikasi berbagai faktor dijadikan target pencapaian untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang mempengaruhi kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak anak-remaja dengan disabilitas dan kusta.

 

Untuk mengetahui sejauh mana kondisi awal tentang isu HKSR, tantangan dan peluang yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan project “Body Talk”, maka NLR Indonesia bermaksud untuk melaksanakan kegiatan “Baseline Survey menjadi sangat penting dilakukan.

 

  1. Tujuan
  1. Menggali Pengetahuan, Sikap, dan Praktik (KAP) pada anak-remaja dengan disabilitas dan kusta, orang tua, serta pengasuh tentang kesehatan seksual dan reproduksi
  2. Identifikasi kebutuhan kesehatan seksual dan reproduksi pada anak-remaja dengan disabilitas dan kusta, orang tua, serta pengasuh
  3. Merekomendasikan perbaikan pada kebijakan, program, dan layanan yang ada tentang kesehatan dan hak reproduksi seksual bagi anak-remaja dengan disabilitas dan kusta

 

  1. Keluaran

a.       Proposal, instrument dan alat-alat (form, kuesioner, dll) survey yang dikembangkan oleh konsultan

b.       Laporan ‘Baseline Survei’ dalam bahasa Inggris dan Indonesia

c.       Laporan pelaksanaan dan dokumentasi kegiatan

 

  1. Metodologi

a.     Metode Survey

Proses pelaksanaan baseline survey ini dapat menggunakan metodologi survey yang menggunakan pendekatan campuran antara metode kuantitatif dan kualitatif.

  • Tahap Pertama: berfokus pada identifikasi kebutuhan kesehatan seksual dan reproduksi anak-remaja dengan disabilitas dan kusta, dan mengeksplorasi KAP (Knowledge, Attitude, Practice) orang tua, pengasuh, dan anak dan remaja dengan disabilitas dan kusta pada kesehatan seksual dan reproduksi.
  • Tahap kedua difokuskan pada peninjauan kebijakan, program, dan layanan yang ada tentang kesehatan dan hak reproduksi seksual bagi anak-remaja dengan disabilitas dan kusta.

 

Pendekatan kualitatif digunakan untuk menguraikan secara lebih rinci temuan yang diperoleh dari hasil kuantitatif, dengan mengumpulkan data kualitatif dari partisipan yang paling bisa membantu menjelaskan hasil intervensi yang diperoleh yang dilakukan dalam dua tahap berurutan.

 

Desk review akan digunakan untuk mengidentifikasi semua data sekunder yang ada terkait dengan kebijakan dan program HKSR. Dokumen kebijakan dan program akan dikumpulkan dari instansi pemerintah yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi. Data yang dikumpulkan dari tinjauan akan digunakan untuk menghasilkan sintesis naratif dari kebijakan dan program pemerintah tentang HKSR untuk anak-anak dan remaja dengan disabilitas da kusta, menyoroti jumlah lembaga yang terlibat, bidang kebijakan yang umum, dan deskripsi program dan layanan yang tersedia.

 

Baseline Survey ini akan mendapatkan beberapa informasi terkait:

  • Data demografis  dasar mengenai profil anak-remaja dengan disabilitas dan kusta (12 – 25 tahun) secara umum dan wilayah proyek secara spesifik, khususnya di wilayah kerja proyek Body Talk.
  • Tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap HKSR pada anak-remaja dengan disabilitas dan kusta serta faktor-faktor yang mempengaruhi
  • Tingkat pengetahuan dan kapasitas dalam memberikan informasi dan layanan HKSR pada guru dan tenaga kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi.
  • Analisis ketersediaan dan akses layanan HKSR bagi anak-remaja dengan disabilitas dan kusta, termasuk inisiatif-inisiatif lintas sector dan organisasi masyarakat terkait HKSR.
  • Analisis hambatan, tantangan, dan peluang untuk melakukan intervensi terhadap anak- remaja dengan disabilitas dan kusta.
  • Analisis kebijakan dan aturan pemerintah terkait isu HKSR di tingkat lokal dan nasional

 

b.     Lokasi

Lokasi survey akan dilaksanakan pada 4 kab/kota  yang menjadi lokasi proyek Body Talk, meliputi:

·        Sulawesi Selatan – Makassar

·         Maluku – Ambon

·         Nusa Tenggara Timur – Sumba Timur

·         Sumatera Utara – Medan

 

c.     Etika dan Keterbatasan

Baseline survei dipastikan sesuai dengan etika standar survey di semua tahap kerja dan ini termasuk jaminan persetujuan etika secara tertulis.  Informed concern untuk semua partisipan diperlukan. Semua data akan disimpan pada file yang dilindungi dan disajikan secara anonim sebagai responden dalam publikasi yang dihasilkan.

 

Surveyor/peneliti menyepakati (dibuktikan secara tertulis) etika dan kebijakan bekerja dengan anak dan kelompok penerima manfaat yang mengacu pada kebijakan organisasi NLR Indonesia.

 

  1. Keahlian Eksternal yang Diperlukan

a.       NLR Indonesia akan bekerjasama dengan eksternal konsultan yang akan melakukan kegiatan baseline survey. Konsultan survey yang dibutuhkan dalam kegiatan ini diharapkan memenuhi kualifikasi sebagai berikut:

b.       Minimum 5 tahun pengalaman melaksanakan Minimum 5 tahun pengalaman melaksanakan survey, kajian kebutuhan, riset sosial, dan evaluasi proyek/program.

c.       Memiliki pemahaman yang baik terhadap isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), inklusif disabilitas, gender, anak dan advokasi kebijakan penyandang disabilitas khususnya Kesehatan Seksual dan Reproduksi.

d.       Memiliki pengalaman dalam melakukan pengumpulan data dan analisis kualitatif dan kuantitatif serta berpengalaman dengan pendekatan participatory

e.       Berpengalaman dan/atau memiliki pemahaman tentang implementasi proyek-proyek pemberdayaan.

f.        Memiliki kemampuan interpersonal, komunikasi yang baik dan memahami budaya setempat

g.       Fleksibel, responsif terhadap perubahan dan terbuka terhadap masukan

h.       Sangat baik dalam penulisan laporan, baik dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

 

  1. Batas Waktu dan Pelaporan

Konsultan diharapkan untuk memproduksi dan menyerahkan hasil-hasil berikut:

 

Pelaporan:

Laporan

Detail Laporan

Laporan Lapangan

  • Salinan dari kuesioner yang diisi (jika ada)
  • Transkrip wawancara
  • Daftar hadir
  • Foto dengan subtitle informatif
  • Bahan baseline survey berharga lainnya (untuk dokumentasi NLR Indonesia)

Laporam Naratif

  • Proposal survey (laporan awal): menetapkan rencana kerja  terperinci dan alat baseline survey yang diusulkan yang akan dibahas dan disepakati sebelum kegiatan lapangan. Laporan awal dikirimkan maks 1 minggu setelah pertemuan awal (kick off meeting) dengan NLR Indonesia
  • Laporan Hasil Survey (Laporan Akhir) yang  disajikan dalam 4 bab, yaitu:
  1. Bab I: bab pengantar, yang memberikan latar belakang informasi mengapa pemetaan ini dilakukan
  2. Bab II: metodologi dan penjelasan singkat dan mengapa metode tertentu diterapkan termasuk profil informan
  3. Bab III: presentasi temuan, hasil tinjauan pustaka dari berbagai sumber
  4. Bab IV: kesimpulan dan rekomendasi per temuan kunci, yang menyajikan analisis bukti yang ditemukan dalam survey
  • Laporan dibuat dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

 

Batas Waktu:

No

Kegiatan

Batas Waktu

1

Proposal Survey (Laporan Awal)  konsultan eksternal dan penandatanganan kontrak kerja

Minggu ke IV September – I Oktober 2021

2

Persiapan dan pengambilan data di lapangan

Minggu ke II – III Oktober 2021

3

Konsultan eksternal akan menyampaikan progress report dan penggunaan dana kepada NLR Indonesia

Minggu ke IV Oktober 2021

4

Review report akhir pelaksanaan baseline survei dari konsultan eksternal oleh SPO

Minggu ke I November 2021

5

Final document report dan financial report baseline survey dari konsultan eksternal

Minggu ke II November 2021

6

Diseminasi/Publikasi hasil ‘Baseline Survey’ project Bodytalk

Minggu ke III November 2021

 

  1. Bagaimana Melamar

NLR Indonesia mengundang lembaga pusat survey maupun universitas untuk menjadi konsultan dalam baseline survei – evaluation ini. Pelamar yang tertarik diharapkan mengirim proposal Kandidat konsultan mengirim aplikasi dengan subject: Proposal Baseline Survei – Body Talk Project_nama instansi ke: recruitment@nlrindonesia.or.id sebelum jam 5 sore di hari Sabtu, 25 September 2021 dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan berikut ini:

  1. Profil Organisasi (untuk konsultan institusional).
  2. Proposal yang mengandung dua bagian:
    • Proposal Teknis yang terdiri dari deskripsi kegiatan yang diusulkan, metodologi (desain pengambilan sampel, teknik pengumpulan data) untuk masing-masing indikator proyek, dan rencana implementasi yang mencakup jadwal baseline survei dan jadwal untuk analisis data. Proposal teknis harus menunjukkan pemahaman tentang etika baseline survey, kualifikasi anggota tim baseline survei dan CV mereka, serta peran mereka dalam survey ini. Konsultan juga harus menggambarkan pengalamannya dalam melakukan survei yang serupa, dan kapasitas keuangan dan teknis (dalam format Ms. Words)
    • Proposal Anggaran terdiri dari rincian rencana anggaran seperti biaya konsultan dan tim, transportasi, alat tulis dan keperluan survei lainnya. (dalam format Ms. Excel)
  1. Contoh survey atau laporan survei sebelumnya. Langkah Kedua: Berdasarkan proposal yang diterima, NRL Indonesia akan memilih kandidat dan mengundang mereka untuk mempresentasikan proposal mereka. NRL Indonesia kemudian akan melanjutkan dengan memilih dan menunjuk konsultan.

 

Catatan: Hanya konsultan terpilih yang akan dihubungi untuk direkrut

No comments:

Post a Comment