Thursday, October 13, 2016

Konsultan untuk Midterm Review Pilar Difable Program Peduli

Kerangka Kerja

Midterm Review Program Peduli Pilar Difabel
“Mendorong Inklusi Sosial bagi Difabel (Orang dengan Disabilitas)

Latar Belakang
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri
Pada tahun 2007, Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri. PNPM Mandiri menyatukan berbagai inisiatif pembangunan berbasis masyarakat di Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat miskin melalui
peningkatan kondisi sosial ekonomi dan tata kelola pemerintahan. Pada tahun 2013, PNPM telah menjangkau setiap kecamatan di Indonesia dan ini merupakan program pembangunan berbasis masyarakat terbesar di dunia.

Sebuah studi oleh Akatiga pada tahun 2010 mengidentifikasi bahwa kelompok-kelompok terpinggirkan ternyata juga terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan dalam PNPM. Mereka adalah kelompok masyarakat yang karena hambatan fisik dan budaya seperti difabel, kelas, etnis, agama dan norma-norma gender yang disandangnya telah dikecualikan kesertaanya sebagai anggota satu masyarakat. Partisipasi mereka dipengaruhi oleh diskriminasi dan stigma. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah pun menginisiasi hadirnya PNPM Peduli yang memberi bobot kemitraannya dengan LSM pada penjangkauan kelompok masyarakat yang paling terpinggirkansebagai penerima manfaat.

Pada tahap uji coba (2011-2012), program ini dikelola oleh Program Support Facility (PSF) Bank Dunia dengan dua bagian: PNPM Peduli, dan DPO Windows. Maksud dari dua initatif ini adalah bermitra dengan puluhan LSM setempat melalui mitra payung yang akan mengelola dana hibah dan pelaksanaan program.

PNPM Peduli tahap I menjangkau kelompok masyarakat adat, petani tak bertanah, perempuan kepala keluarga, pemulung, korban pelanggaran berat hak asasi manusia, minoritas agama dan etnis, waria dan anak-anak jalanan. Dana hibah dikelola oleh beberapa LSM Payung. Mereka adalah Kemitraan, PKBI dan Lakpesdam NU. Sedangkan DPOW, pada periode ini sulit untuk mendapatkan Lembaga Payung. Program untuk kaum difabel, oleh PSF diarahkan untuk fokus ke Indonesia Timur. Tim DPOW berhasil melaksaanakan pemetaan DPO yang berada di Kawasan Timur Indonesia. Oleh karena Lembaga Payung belum ditemukan, dana hibah ke DPO belum dimulai. Akan tetapi, jaringan DPO yang ditemukan sekerang semakin terlibat dalam kegiatan PSF, antara lain sebagai Trainer Fasilitator PNPM tentang kebutuhan kaum difabel, dan cara membuat PNPM lebih inklusif. Pada tahun 2013-14, trainer tersebut dikembangkan, dan uji coba di Sumba.

Desain PNPM Peduli Fase 2
Pada tahap evaluasi eksternal Peduli Fase 1 teridentifikasikan berbagai kendala yang kompleks yang dialami oleh kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan satu pembelajaran tentang intervensi yang musti dihadirkan untuk mengurangi dampak keterisolasian kelompok terpinggirkan.

Pada bulan Oktober 2012, review independen dilakukan untuk menilai pencapaian program Peduli tahap I. Hasil review ini, selain menjadi bahan laporan tahunan PSF untuk PNPM Peduli tahun 2013, juga dipakai sebagai dasar pengembangan kelanjutan PNPM Peduli tahap I. Apabila PNPM Peduli tahap I terlalu memberi penekanan pada pengurangan kemiskinan seperti tampak pada program peningkatan kesempatan ekonomi, dan akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan maka PNMP Peduli tahap II direkomendasikan untuk memberi penekanan pada inklusi sosial. Sehingga selain akses pelyanan, PNPM Peduli II akan focus pada isu-isu eksklusi sosial seperti stigmatisasi, diskriminasi, hak dan keadilan sosial, dengan pendekatan dua arah yaitu pendekatan penguatan pada pihak yang terpinggirkan dan pendekatan perubahan perilaku pada masyarakat khalayak, maupun pemerintah untuk terwujudnya penerimaan dan toleransi. Di satu sisi membangun kapasitas kaum yang dieksklusikan agar terminimalisir prasangka buruk atasnya. Pada sisi satunya, membangun penerimaan khalayak terhadap kaum yang dipinggirkan. Dengan demikian, paradigma PEDULI 2 bukan lagi menggunakan pendekatan “proyek”, sebagaimana dalam PEDULI 1, akan tetapi menggunakan pendekatan “program dan gerakan”.

The Asia Foundation (TAF) telah dipilih untuk mengelola pelaksanaan PNPM Peduli Tahap II sebagai Managing Partner, menggantikan peran Bank Dunia sebelumnya. Kemudian program DPOW akan transisi menjadi bagian PNPM Peduli Tahap II, mulai pada bulan Agustus 2014. Desain program Peduli Tahap II adalah sebagai berikutnya:

Program Pilar:
Peduli tahap II menyasar sekitar 6 kelompok masyarakat yang tersingkir dari masyarakat khalayak. Mereka adalah:

  • Masyarakat adat dan lokal terpencil yang tergantung sumber daya alam
  • Agama minoritas yang mengalamai diskriminasi dan kemiskinan
  • Korban pelanggaran HAM berat
  • Waria
  • Anak dan Remaja rentan
  • Kaum Difabel 
LSM Payung yang dilanjutkan dari Fase 1 adalah: Kemitraan (masyarakat hutan), Lakpesdam NU (minoritas agama), IKA (korban HAM) dan PKBI (waria dan remaja rentan). Kemudian LSM Payung baru adalah LPKP dan SAMIN (anak rentan) serta Satunama (minoritas agama).   Untuk program difabel, diputuskan untuk memberikan hibah program langsung kepada 6 mitra CSO terpilih (Yayasan Bahtera, SIGAB, SAPDA, KARINA KAS, PATTIRO dan YASMIB).

Technical Working Group
Untuk menjaga keterukuran dan kualitas program, TAF melibatkan ahli, praktisi sosial, dalam mempertajam desain pendekatan demi tercapainya inklusi sosial di masing-masing kelompok sasaran. Sebuah kelompok kerja teknis, ‘Technical Working Group’ – TWG dihadirkan di setiap pilar program dengan tugas antara lain adalah menerangjelaskan area eksklusi yang secara khas dialami setiap kelompok sasaran untuk kemudian menjadikannya pertimbangan dalam menyusun agenda advokasi dan kegiatan di setiap program pilar serta penilaian kinerja dan indikator program. Peran TWG yang lain adalah memberi masukan teknis dalam memandu review proposal LSM, dan membantu menjaga kualitas program selama pelaksanaan Tahap 2 secara keseluruhan. TWG juga berperan dalam mengidentifikasi target sasaran tambahan yang perlu mendapat dukungan dari program ini, termasuk kemungkinan untuk melengkapinya dengan Lembaga Payung baru.

Kerangka Hasil
Terlampir adalah kerangka hasil kerja PNPM Peduli yang menunjukkan bahwa program yang didanai bertujuan untuk mendukung gerakan sosial inklusi dan sekaligus menanggani isu kemiskinan.

Inklusi sosial merupakan proses yang menempatkan martabat dan kemandirian individu dan komunitas yang mengalami stigma dan marginalisasi sebagai pelaku utama agar mereka dapat menentukan hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan mereka dalam aspek ekonomi, sosial, politik dan budaya. Proses ini menekankan kesetaraan dan kesempatan yang sama bagi individu dan masyarakat yang terpinggirkan untuk mencapai kualitas hidup yang ideal warga negara, terlepas dari perbedaan apapun.
Maksud, Tujuan dan Cakupan Midterm Review
Kegiatan midterm review ini merupakan upaya untuk melihat lebih dalam pendekatan atau strategi yang digunakan oleh mitra CSO dalam mendorong Inklusi sosial di wilayah kerja mitra CSO.

Kegiatan midterm review bertujuan untuk:
1.       Melakukan pengukuran / penilaian atas perkembangan dan hasil yang dicapai selama program berjalan 
2.       Melakukan penilaian atas strategi atau pendekatan yang digunakan
3.       Menyediakan rekomendasi untuk perbaikan intervensi dan keberlangsungan program di masa yang akan datang

Alur Program 
Sebelum pencarian mitra pelaksana (CSO) untuk Pilar Difabel (Orang dengan Disabilitas), The Asia Foundation mengadakan suatu diskusi dengan melibatkan sejumlah individu yang selama ini bekerja untuk isu difabilitas / disabilitas yang kemudian disebut dengan Kelompok Kerja (Pokja) Inklusi Disabilitas. Pokja ini kemudian melaksanakan pertemuan pertama pada tanggal 30 Oktober 2014 dan menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:

·         Perlunya kolaborasi organisasi penyandang disabilitas (DPO) dengan organisasi masyarakat sipil non-difabel. Salah satu yang dapat diupayakan untuk mendorong proses inklusi sosial bagi penyandang disabilitas adalah memfasilitasi interaksi penyandang disabiltas dan organisasi penyandang disabilitas dengan organisasi masyarakat sipil non-difabel. Program-program terkait peningkatan kapasitas diri dan organisasi bagi DPO maupun CSO non-difabel dapat dilakukan melaui pendekatan ini.

·         Untuk mendorong upaya inklusi sosial di dalam masyarakat dalam isu disabilitas, dapat menggunakan pendekatan ke sejumlah pihak terkait:
§  Keluarga
§  Komunitas Lokal
§  Pemerintah Daerah (dari tingkat desa sampai Kabupaten).
§  Komunitas ekonomi (pengusaha)


Teori Perubahan (Theory of Change)
Langkah pertama yang dilakukan setelah mitra CSO terpilih dan mendapatkan hibah dari The Asia Foundation adalah melakukan Lokakarya Teori Perubahan (Theory of Change). Tujuan dari Lokakarya TOC ini adalah membangun pemahaman dan persepsi yang sama antara TAF dan mitra CSO untuk program yang akan dilaksanakan, terkait:
-          Eksklusi sosial yang dihadapi oleh kelompok sasaran
-          Perubahan yang diinginkan
-          Strategi yang dirancang
-          Faktor kunci untuk memastikan tercapainya perubahan yang diinginkan  
Lokakarya ini dilaksanakan bersama antara pengelola program di mitra CSO, pemangku kepentingan (aparat pemerintah, penyedia layanan, dan lainnya) serta penerima manfaat di lokasi program.
Tujuan Lokakarya TOC:
-          Mendapatkan data dasar (base line) tentang teori perubahan strategi mitra CSO, yang berguna untuk evaluasi
-          Menguji desain program mitra CSO melalui pandangan kritis dari orang luar
-          Melakukan penilaian (assesment) terhadap kapasitas CSO guna memastikan bantuan teknis yang diperlukan CSO untuk menjalankan program
Hasil yang diharapkan dari lokakarya ini, meliputi:
-          Narasi teori perubahan CSO termasuk diagram “perubahan sosial” (peta aktor + kegiatan + hubungan antaranya)
-          Umpan balik tentang desain program dan bantuan teknis yang dibutuhkan
Gender dan Difabilitas / Disabilitas
Salah satu strategi yang didorong oleh Program Peduli dalam melihat eksklusi sosial yang dialami oleh difabel (orang dengan disabilitas) dengan alat analisa gender. Alat analisa gender yang digunakan adalah lima bentuk ketidak-adilan gender sebagai parameter  umum untuk mengukur terjadinya diskriminasi berbasis prasangka gender. Kelima parameter dimaksud adalah:
-          stereotype gender,
-          subordinasi,
-          kekerasan berbasis gender,
-          pemiskinan,
-          beban kerja yang berlipat ganda. 
Kerangka analisis gender ini digunakan untuk melihat cara diskriminasi berbasis gender bekerja melalui prasangka /steroptype gender yang kemudian berpengaruh pada  Akses, Kontrol dan Partisipasi  perempuan pada masing-masing kelompok untuk mencapai Manfaat pembangunan  (AKPM). 

Penggunaan Laporan Midterm Review
Laporan Midterm Review ini akan digunakan untuk:
1.       Sumber informasi bagi keberhasilan dan tantangan dalam pelaksanaan Program Peduli Pilar Difabel (Orang dengan Disabilitas).
2.       Melakukan penilaian atas kesesuaian, relevansi, effektifitas dan efisiensi dalam mejalankan program.
3.       Referensi bagi penyusunan strategi pengembangan Program Peduli Pilar Difabel (orang dengan disabilitas), khususnya untuk tahun program 2017 – 2018
4.       Referensi bagi stakeholder lain (TAF, Mitra Payung Program Peduli, Mitra Lembaga CSO, organisasi lain yang mengerjakan isu difabel dan pemerintah) dalam upaya memajukan / mempromosikan inklusi sosial bagi difabel (orang dengan disabilitas) yang terhubung dengan pelaksanan UU Penyandang Disabilitas No. 8 / 2016.

Sumber Informasi
Program Peduli untuk Pilar Difabel (Orang dengan disabilitas) saat ini telah memiliki 6 mitra pelaksana Lembaga Swadaya Masyarakat dan / atau Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO) yang bekerja di 12 kabupaten / kota di 8 Provinsi. Mereka adalah:

No.
Organisasi Mitra Lokal
Alamat Mitra
No Telpon
Nama Pimpinan Organisasi
Wilayah Program
1.
KARINA KAS
Gedung Bela Rasa
Jl. Panuluh 377A, Pringwulung
Depok, Sleman, Yogyakarta 55284

(0274)  552126

Antonius Banu Kurnianto
·         Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
·         Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
2.
SAPDA
Komplek BNI No. 25, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta.

(0274) 384066
Nurul Saadah Andriani
·         Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
·         Kabupaten Jember, Jawa Timur
3.
SIGAB
Jl. Wonosari KM 8, Dsn. Gamelan, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.
(0274) 2840056

Moh. Joni Yulianto
·         Kabupaten Sleman, Yogyakarta
·         Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta
4.
YASMIB
Jl. Tamalate V No. 48,  Makassar, 90222

(0428) 22546
Abdul Azis Paturungi
·         Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan
·         Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
5.
Yayasan Bahtera
Jl. Palapa No. 5, RT 07 / RW 02, Kel. Mality,  Kota Waikabubak, Sumba Barat
082 236 721 168
Martha Rambu Bangi
·         Kabupaten Sumba Barat, NTT
·         Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT
6.
PATTIRO
Jl. Raya Ragunan – Kompleks Perumahan Kejaksaan Agung
Gg. Mawar Blok G35, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
(21) 7591 5498 (21) 7591 5546
Sad Dian Utomo
·         Kabupaten Lombok Barat, NTB
·         Kota Sorong, Papua Barat

Adapun dokumen-dokumen yang dapat digunakan sebagai sumber referensi pelaksanaan evaluasi:
1.       Naskah Eksklusi Sosial Difabel (orang dengan disabilitas)
2.       Proposal mitra pelaksana CSO serta dokumen hibah (LG) TAF dan mitra pelaksana.
3.       Catatan / Laporan Lokakarya TOC
4.       Laporan Snapshot Program Peduli oleh Donna Holden dan Wahyu W. Basjir.
5.       Laporan narasi Program MIS / MEL /MSC


Metodologi Kegiatan
Kegiatan Midterm Review Program Peduli Pilar Difabel (orang dengan disabilitas) ini akan melalui pendekatan sebagai berikut:
-          Kajian dokumen program
-          Wawancara stakeholder
-          Kunjungan lapangan
-          Penggunaan kuesioner
-          Focus groups discussion
-          Dan pendekatan partisipatoris lainnya dalam mendapatkan informasi.  

Tahapan dan Jadwal Kegiatan
Tahapan proses pemilihan konsultan dan perkiraan tanggal kegiatan
-          Batas waktu pengiriman aplikasi menjadi konsultan                 15 Oktober 2016
-          Penandatangan kontrak dan pertemuan awal                            31 Oktober 2016
-          Pekerjaan lapangan dan penulisan laporan                                 1 – 24 November 2016
-          Penyerahan Laporan                                                                        25 November 2016

Hari / tanggal
Kegiatan
Stakeholder
Lokasi
Hari 1 – 3

Penandatanganan kontrak kerja dan persetujuan akan disain kegiatan evaluasi
Program Peduli:
HR
Program Officer
Assistant Program Officer
Kantor TAF
Jakarta
Hari 4


Pertemuan awal dengan TAF selaku mitra pengampu Pilar Difabel (orang dengan disabilitas)
Direktur Program Peduli
Program Officer
Grant Officer / Grant Coordinator
Assistant Program Officer
MIS / MEL Officer (Farsight)
Kantor TAF
Jakarta
Hari 5
Pertemuan dengan DFAT selaku donor Program Peduli
Program Manager
Kantor TAF / Kantor DFAT
Pertemuan dengan Kemenko PMK / Kemensos
Kedeputian VII PMK
Asdep PMK
Kedeputian II PMK
Kemensos (Direktur Rehabilitasi Sosial PD)

Kantor PMK
Hari 6
Pertemuan dengan Mitra CSO
Perwakilan mitra
KARINA KAS
PATTIRO
SAPDA
SIGAB
Yayasan Bahtera
YASMIB

Yogyakarta
Hari 6 – 14
Pengumpulan data di lapangan
Penerima manfaat:
-          Difabel
-          Keluarga Difabel
Aparat pemerintah:
-          Desa / Kelurahan
-          Kecamatan
-          Kabupaten / Kota
Penyedia layanan
Lainnya
Sleman
Kulon Progo
Klaten
Sukoharjo
Jember
Banjarmasin
Sumba Barat
Sumba Barat Daya
Gowa
Bone
Sorong
Lombok Barat
Hari 14 - 18
Penulisan laporan sementara


Hari 19
Pemaparan Laporan Evaluasi sementara 
Program Peduli TAF
DFAT
Kemenko PMK
Kantor TAF / Kantor PMK
Hari 20 - 24
Perbaikan laporan (jika dibutuhkan)


Hari 25
Presentasi Laporan Evaluasi 
Program Peduli TAF
Mitra Pelaksana CSO
DFAT
Kemenko PMK
Kantor TAF

Pertanyaan kunci
Beberapa pertanyaan kunci yang dapat digunakan sebagai acuan

Kemitraan dan Strategi Program
-          Apakah CSO terpilih telah memenuhi kebutuhan pencapaian program?
-          Apakah CSO terpilih telah menjangkau sasaran penerima manfaat dengan tepat?
-          Bagaimana efektifitas kemitraan yang dijalankan? (CSO dengan TAF, CSO dengan mitra lain)
-          Apakah CSO terpilih memiliki kemampuan dan sumber daya dalam menjalankan program? 

Pembelajaran
-          Pembelajaran apa yang didapat dari program ini?
-          Apa pengalaman terbaik dan terburuk dari pelaksanaan program?
-          Apakah ada kesimpulan yang dapat ditarik dari pelaksanaan program yang dijalankan oleh CSO? 

Strategi
-          Apakah kegiatan yang dilakukan (program) sejalan dengan prioritas mitra CSO dan pemerintah?
-          Apakah perspektif inklusi sosial dan prioritas lainnya seperti gender, telah terintegrasi di dalam pelaksanaan program?

Keberlangsungan
-          Apakah intervensi atau mekanisme yang dikembangkan mitra CSO memiliki potensi untuk didukung secara mandiri (tanpa dukungan eksternal) di masa yang akan datang?
-          Apakah ada kemungkinan bahwa hal tersebut akan bisa berkelanjutan tanpa dukungan dari  luar (donor)?
-          Apa kesimpulan dan rekomendasi yang dapat ditarik untuk memperbaiki keberlanjutan?

Format Laporan Midterm
a.       Pengantar
b.      Ringkasan Eksekutif
c.       Latar belakang
d.      Tujuan Kegiatan Review
e.      Metodologi
f.        Temuan dan Kesimpulan
g.       Catatan dan Rekomendasi (Usulan)
h.      Pembelajaran

Kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan
1.       Individu yang memiliki pengalaman, sekurangnya 5 tahun, dalam melakukan kegiatan evaluasi, penilaian (assessment) program pemberdayaan masyarakat ataupun program pembangunan.
2.       Latar belakang pendidikan: sosiologi, antropologi atau ilmu sosial lain
3.       Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Inklusi sosial, khususnya bagi kelompok marginal (untuk isu difabilitas / disabilitas diutamakan).
4.       Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pendekatan teori perubahan

Logistik dan Prosedur
Pengaturan logistik dan prosedur pelaksanaan kegiatan midterm review
1.       The Asia Foundation akan melakukan pengaturan logistic bagi team review: transportasi darat, udara dan laut (jika dibutuhkan) dan akomodasi  hotel yang dibutuhkan selama kegiatan evaluasi berlangsung
2.       Lembar wawancara / dokumen penggalian informasi yang akan digunakan disiapkan dan disimpan oleh konsultan dan akan diserahkan ke TAF bersamaan dengan penyerahan laporan
3.       Konsultant diharapkan mengikuti ketentuan The Asia Foundation mengenai kesetaraan gender dan perlindungan hak anak. Hal ini akan tertuang dalam dokumen kontrak kerja antara The Asia Foundation dan Evaluator.

Pengaturan Kegiatan Review

Anggaran
Untuk kegiatan Evaluasi ini maka disediakan pengaturan sebagai berikut
1.       Honor profesi yang akan ditentukan berdasarkan nilai yang digunakan terakhir (salary history) dengan jumlah maksimal hari kerja yang dibutuhkan 25 hari kerja.
2.       Biaya / anggaran untuk kebutuhan mobilitas di Jakarta (akan disediakan voucher Taxi Bluebird)
3.       Evaluator dapat mengajukan pergantian biaya administrasi / material yang dibutuhkan (photocopy, voucher pulsa, internet, dan lainnya) dengan maksimum nilai Rp 2,000,0000 dengan dilengkapi dokumen pendukung berupa bukti pembayaran yang sah.
4.       Kebutuhan logistic (transportasi dan akomodasi) akan mengikuti standar kebijakan berpergian yang dimiliki oleh TAF.

Penanggung Jawab Kegiatan
Kegiatan Review Pilar Difabel (Orang dengan disabilitas) Program Peduli akan menjadi tanggung jawab dari:

Natalia Warat
Program Officer, Program Peduli (Pilar Difabel)
The Asia Foundation.

HOW TO APPLY
Please send your application letter and CV to The Asia Foundation by e-mail to hrd@tafindo.org by October 15, 2016. Please write “Consultant for Midterm Review Pilar Disability Peduli Program” on the Subject of the e-mail.

No comments:

Post a Comment