Program pengendalian HIV/AIDS bertujuan utama untuk menghentikan epidemi AIDS di Indonesia pada tahun 2030, dengan tujuan khusus (‘three zeros’) untuk (a) menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru; (b) menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS; dan (c) meniadakan diskriminasi terhadap ODHA.
Selain pada orang dewasa, kasus HIV/AIDS juga terjadi pada kalangan anak-anak diantaranya yaitu jalur penularan HIV yang paling banyak terjadi pada anak kecil dan bayi adalah lewat ibunya (mother-to-child transmission). Risiko penularan HIV dari ibu ke anak juga dapat terjadi apabila bayi terpapar darah, cairan ketuban yang pecah, cairan vagina, atau cairan tubuh ibu lainnya yang mengandung virus HIV selama proses melahirkan. Sebagian kasus lainnya dapat pula terjadi dari proses menyusui eksklusif karena virus HIV dapat terkandung dalam ASI.
Anak-anak yang terinfeksi HIV cenderung tidak dapat mempertahankan kepatuhan terhadap terapi antiretroviral dibandingkan dengan orang dewasa. Caregiver/pengasuh yang terlibat dalam pengasuhan dan perawatan anak dengan HIV memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak termasuk pemantauan, kepatuhan, pengobatan antiretroviral anak-anak. HIV.
Salah satu untuk mengatasi hal tersebut, Yayasan Spiritia membuka kesempatan bagi tim konsultan atau organisasi untuk membantu mengembangkan Modul Pelatihan Pengasuhan Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA) dan Pedoman Pertemuan Pengasuh ADHA.
Kerangka acuan konsultan ini bisa diunduh https://spiritia.or.
No comments:
Post a Comment