Saturday, November 4, 2023

Vacancy Announcement "Training Officer"

 

Wildlife Conservation Society (WCS) memiliki sejarah yang terkemuka dalam bidang eksplorasi dan penyelamatan hidupan liar di beberapa tempat yang paling terpencil dan liar di Bumi. Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) telah tumbuh signifikan selama beberapa dekade terakhir dan berkontribusi dalam mendukung Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia. WCS-IP terstruktur dibawah lima program tematik inti: Forests, Marine, Wildlife Trade & Policy, One Health, dan Rights & Communities. Kelima program tersebut didukung oleh unit lintas sektoral yaitu Science & Technology, Conservation Network & Partnership, dan Operations.

Tidak terhitung spesies satwa liar di seluruh dunia yang menghadapi kepunahan karena tingginya tingkat permintaan dari konsumen. Rendahnya kapasitas aparat ditengarai sebagai salah satu tantangan yang paling banyak dilaporkan dalam upaya pemberantasan pemanfaatan ilegal satwa liar dan meskipun banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah, LSM, dan organisasi internasional untuk mengatasi hal ini, permasalahan kapasitas masih teruslah ada. WCS percaya bahwa diperlukan lebih banyak pemimpin dengan berkapasitas tinggi yang dapat memberikan dukungan penuh pada upaya pelestarian habitat, tumbuhan dan satwa liar (TSL). Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam keberhasilan upaya konservasi karena pentingnya mengikuti struktur komando dan komunikasi dalam operasi, namun juga pemimpin yang baik dapat bertindak secara strategis dan memimpin penyelidikan jangka panjang yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan melalui intervensi strategis yang didasarkan pada data dan informasi yang diolah secara saintifik.
WCS dan KSDAE saat ini melaksanakan program kepemimpinan jangka panjang dalam upaya melindungi habitat dan menangani pemanfaatan illegal tumbuhan dan satwa liar (program ini bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia KLHK (Pusdiklat SDM KLHK) yang membawa peserta untuk memiliki apresiasi yang luas terhadap satwa liar, keunggulan dalam kemampuan strategis dan operasional perlindungan habitat dan pemanfaatan ilegal TSL. Program ini juga meningkatkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan berdasarkan kinerja yang kemudian diejawantahkan dalam sebuah proyek perubahan yang juga menandai kelulusan peserta dari program ini. Visi dari program ini tidak hanya untuk membentuk aparat professional yang ahli dalam pekerjaannya, tetapi juga untuk membentuk calon pejabat pembuat kebijakan dan perubahan dengan memberikan pemahaman mendalam tentang penentuan strategi intervensi lewat metode pemecahan dan analisis masalah dalam rangka perlindungan habitat dan pemanfaatan illegal satwa liar. Selain program pelatihan kepemimpinan, WCS juga mendukung kegiatan peningkatan kapasitas di bidang konservasi dan penanganan pemanfaatan illegal tumbuhan dan satwa liar dengan sasaran aparat pemerintah baik yang berasal dari lingkup Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun institusi pemerintah lainnya, lingkup organisasi, maupun pemangku kepentingan kunci lainnya.  
 
Training officer akan bertugas mendukung peserta pelatihan sepanjang program pelatihan di jalankan. Training officer juga diharapkan dapat menjembatani komunikasi dan koordinasi antar peserta baik dengan Widyaiswara, Panitia Pusdiklat SDM LHK maupun dengan WCS. Training officer diharapkan dapat memfasilitasi sesi pengembangan pribadi dan coaching peserta dengan berkoordinasi dengan coach dan mentor yang ditunjuk. Training officer diharapkan membangun hubungan yang efektif dan kredibel dengan mentor peserta dan kolega mereka dalam rangka pengumpulan data dan pemantauan perkembangan peserta pelatihan. Training officer juga akan membantu dalam mendukung pengembangan muatan pelatihan, mengkoordinasikan penugasan dan pemantauan kinerja peserta dengan berkoordinasi dengan Training Coordinator. Training officer akan memastikan peserta pelatihan dapat mengakses konten online, dan akan memfasilitasi seminar jarak jauh dan diskusi kelas. Terakhir, Training officer akan mengumpulkan informasi dari peserta pelatihan, manajer mereka, dan Pusdiklat untuk memantau dan mengevaluasi program dan serta membantu dalam merumuskan rekomendasi dalam rangka perbaikan di masa yang akan datang. 
Lokasi
Posisi ini akan berkedudukan di kantor WCS-Indonesia Program office, Bogor dengan kemungkinan melakukan perjalanan tugas baik nasional maupun internasional.  
Bidang Tanggung Jawab Utama:   
1. Memberikan dukungan pada peserta pelatihan  
Mendampingi peserta pelatihan terkait penugasan akademis, sesi online, sesi diskusi, field trip atau kunjungan lapangan, dan kegiatan lain terkait rangkaian kegiatan pelatihan.  
Membantu pada pengembangan materi pelatihan  (jadwal, silabus, manual/modul, handout dan sebagainya).
Mengkoordinasikan proses penterjemahan bahan-bahan pelatihan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris atau sebaliknya, sesuai kebutuhan.  
Berkoordinasi dengan Sen. Capacity Building Specialist dan Training Coordinator untuk menyelenggarakan sesi pengembangan pribadi dan sesi coaching dengan peserta. 
Memberikan dukungan administratif dan teknis pada peserta selama kegiatan pelatihan termasuk kegiatan field trip/kunjungan lapangan baik dalam maupun luar negeri.
Memberikan masukan pada proses kompilasi dan pembuatan kurikulum, silabus, atau materi pelatihan baik berupa salinan digital (soft copies) maupun salinan cetak (hardcopy).
Mendukung proses monitoring dan evaluasi baik kegiatan maupun perkembangan peserta.  



2. Hubungan dan komunikasi  
Bertindak sebagai penghubung utama antara peserta pelatihan dengan Widyaiswara, Panitia Pusdiklat SDM LHK, mentor, narasumber, serta konsultan lainnya. 
Menyediakan saluran komunikasi bagi para peserta untuk mengumpulkan kekhawatiran dan kesulitan mereka dan menyampaikan informasi kepada WCS.
Memfasilitasi group media sosial antar peserta dan terus memberikan informasi terkini kepada mereka terkait kegiatan, program pelatihan, jadwal, serta informasi apa pun yang relevan. 

3. Pengembangan program dan peran manajerial  
Membantu dalam proses pengelolaan program pelatihan seperti mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihan, menjalin komunikasi dengan mitra kunci dan membantu proses pengelolaan anggaran.
Berkoordinasi dengan WTP Support Team dalam penyusunan prosedur dan mekanisme lain dalam proses persiapan dan penyediaan dukungan logistik dan administratif secara keseluruhan kepada peserta sesuai dengan prosedur yang berlaku di WCS.
Berkontribusi dalam penyusunan rencana kerja, laporan termasuk laporan kegiatan, laporan keuangan, laporan pengeluaran baik dalam bahasa Indonesia atau Inggris berkoordinasi dengan Capacity Building Senior Spesialist dan WTP Monitoring and Reporting Coordinator.

Lingkungan kerja  
Kantor – Lingkup kerja di kantor WCS-Indonesia Program di Bogor. 
Lapangan– selama proses perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelatihan, dan rapat koordinasi dengan mitra kerja, baik formal maupun informal.

Jam Kerja
Kantor – Posisi ini diharuskan bekerja 8 jam per hari dengan libur akhir pekan dan hari libur lainnya sesuai masa kerja normal.
Lapangan – Saat bekerja mendukung kegiatan pelatihan, posisi ini diharapkan dapat bekerja sesuai jadwal pelatihan. Termasuk bekerja pada hari libur dan akhir pekan.
Karena pentingnya, posisi ini diharapkan dapat bekerja ekstra untuk memastikan tugas diselesaikan tepat waktu dan sesuai tenggat waktu.
Melapor kepada: 
1. Senior Capacity Building Specialist

Berkoordinasi dengan 
1. Training Coordinator.
2. WTP Field Unit in Aceh/ Medan, Lampung, Bogor, Manado, and Maluku.
3. Wildlife Trade Policy Team in Bogor.
4. WTP Support Team.
5. WCS-Indonesia Communication Officer.

Kualifikasi
Minimum gelar Sarjana (S1) di bidang kehutanan, psikologi, studi lingkungan hidup, Pendidikan, biologi, kriminologi, ilmu sosial atau topik lain yang relevan. 
Minimum lulusan D3 dengan pengalaman 3 tahun atau lebih di organisasi konservasi, pendidikan, peningkatan kapasitas, pelatihan, sosial kemasyarakatan, dan sains sosial lainnya.  

Pengalaman kerja: 
Pengalaman minimal 2 lebih dalam bidang konservasi, pendidikan, peningkatan kapasitas, pelatihan, sosial kemasyarakatan, dan sains sosial lainnya.
Pengalaman tambahan sebagai guru, dosen, pengajar, trainer atau posisi lain dalam kegiatan peningkatan kapasitas akan sangat dihargai. 

Competencies:
Keterampilan komunikasi tertulis bahasa Inggris yang baik, dengan fokus pada konservasi, pendidikan, peningkatan kapasitas dan pelaporan deskriptif untuk beragam audiens.
Memahami dan mampu menggunakan Microsoft office dan piranti lunak pengelola dokumen lainnya.  
Memiliki kemampuan fasilitasi, membuat jaringan dan negosiasi. 
Sangat inisiatif, mampu bekerja tanpa atau sedikit pengawasan.
Dapat bekerja dibawah tekanan.
Keterampilan interpersonal yang baik.
Inisiatif, pekerja keras dan mau mempelajari pengalaman baru
Berminat untuk bekerja di bidang konservasi tumbuhan dan satwa liar. 

Untuk lebih detil mengenai posisi ini, silakan membuka link berikut:


Training Officer



Kirimkan surat lamaran dan CV dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris kepada idrecruitment@wcs.org dengan mencantumkan subject “Training Officer _(nama)” paling lambat pada 20 Oktober 2023. Tidak ada korespondensi karena hanya kandidat terpilih yang akan mendapat notifikasi.

No comments:

Post a Comment