TOR EVALUASI AKHIR
COMMUNITY MANAGED LIVELIHOOD PROMOTION PROJECT FASE II
1. LATAR BELAKANG
1.1. Konteks Kalimantan
Kalimantan, jugadikenaldengannama Borneo, adalahsalahsatupulauterbesar di Indonesia. Pulauinisangatpopulerdenganhut anhujantropisdanbahanpertamban gan, sebuahpulau yang makmurdan kaya akansumberdayaalamnyasepertiem as, batubara, dll. Ironisnyasumberdayaalammelimpa hinitidakberbandinglurusdengan kesejahteraanmasyarakatterutam amereka yang tinggal di pedesaandanpedalaman Kalimantan. Buruknyainfrastrukturdanpendid ikansertamasihbanyaknyawilayah yang belummendapatkanpasokanlistrik negaraadalahcontohkecildarimas alah yang dihadapi. Disisilaineksploitasitanpahent iterhadapsumberdayaalamkianmen imbulkanbanyaknyapotensibencan akerusakanlingkungan.
Selainitukebijakanekonomipemer intahcenderungberpihakpadakepe ntingan investor yang mengendalikankekayaanalam Kalimantan. Kondisiiniterangsajasemakinmem inggirkankepentinganmasyarakat akarrumput. Ketidakpastianhukumterhadaphak -hakmasyarakatadat, kekerasanetnisdanpenggusuranta nahmenjadipemberitaan yang takkunjunghenti di media.
Kendatisecarakegempaan Kalimantan dinyatakansebagaiwilayahterama n di Indonesia namunbukanberartiwilayahiniama ndariancamanbencana.Pulau Kalimantan sebagianbesarmemilikicirikhasl ahangambutdenganhutan-hutan yang sudahbanyakmengalamiperubahanf ungsimenjadiwilayahpemukimanda nperkebunan. Keberadaanhutansemakinterancam olehexpansiperkebunankelapasaw itdanpertambanganbauksit di kawasankonservasi. Akibatnyaancamanbanjir, banjirbandang, longsor, kebakaranhutandankekeringansem akinharisemakinmeningkat.
Masyarakatdesa yang menggantungkanhidupdanpenghidu pannyapadasumberdayaalamdengan pengelolaantradisionalmenjadik elompokmasyarakat yang paling rentandengankerusakanlingkunga ntersebut.Faktor- faktorkerentananmerekaberaneka ragam. Merekarentankarenakehilanganak sesterhadaphutanadat, rentankarenakualitastanahtempa tmerekabertanisemakinmenurun, rentankarenaperubahanpolatanam akibatmusim yang tidakmenentu, danrentankehilangantanahsebaga iasetpribadidankeluarga.Orang- orang menghadapikenyataanbahwamereka kehilangansumber air, daerahkurangproduktifuntukpert anian, hutangunduldanmerekakehilangan sumberpendapatanmereka.
1.2. Konteks Project
Proyek CMLP mendukungupaya-upaya livelihood yang berkelanjutanterutamabagi orang-orang paling miskinataumarjinal di komunitasmelaluipengembanganka pasitaslokaldanpengorganisasia nmasyarakatmelaluikelompok- kelompok. Livelihood dari orang-orang miskindapatberkelanjutanapabil akegiatan livelihood tersebutmemenuhiapa yang menjadiaspirasimereka, memampukanmerekapulihdaritekan anataugoncangan, memampukanmerekauntukmengelola danmenguatkankemampuan (capabilitas) dankepemilikansumberdaya (aset) untukkesejahteraanmerekasaatin imaupun di kehidupanmasamendatang, dengantidakmenurunkankualitass umberdayaalam[1].
Model proyek CMLP telahdikembangkandandiujicobao leh Caritas KeuskupanSibolga (CKS) daritahun 2008 denganmengadopsipendekatan ‘community managed’. Caritas Austria, selakulembaga donor pendukungproyek CMLP yang dijalankan CKS di Nias, melihatpembelajarandari model CMLP menarikjikadireplikasi di wilayahdampinganKeuskupanlain di Indonesia. KARINA KWI sebagailembaga yang mengkoordinasikegiatanjaringan keluarga Karitas-Karitas Keuskupan di Indonesia merekomendasikan agar mereplikasi model CMLP tersebut di Kalimantan Barat. Ada dua Caritas Keuskupan yang diusulkanmelakukan pilot proyek CMLP di Kalimantan Barat yaituKeuskupanAgung Pontianak (CAKAP) dan Caritas KeuskupanKetapang (CKK).
KARINA bersama Caritas Keuskupanpelaksanameyakini model proyek CMLP memberikanpeluangbesarbagikomu nitasdampinganterutamakelompok masyarakatmarjinaluntukmemperb aikitingkatdankualitashidupdan penghidupannyadengancara-cara yang lebihmendidikdanterorganisirde nganmemperhatikankearifanlokal masyarakatsetempat.Proyek CMLP fase I sudahterlaksana di periode April 2012 – Maret 2014 yang lalu, dandilanjutkandenganfase II yang berlangsungselamaperiodeJuli 2014 – Juni 2016.
Adapungoal dariproyek CMLP fase II iniadalah “Pembangunan masyarakat Kalimantan Barat yang resilienmelaluipeningkatankese jahteraanmasyarakat (promosi livelihood) denganperlindunganlahandanpert anianselarasalam”. Wilayah dampinganterdiridari 6 komunitasdampingan : 4 komunitas di wilayahdampingan Caritas KeuskupanKetapangdan 2 komunitas di wilayah Caritas KeuskupanAgung Pontianak.
a. Kegiatanbesaran :
1. Peningkatankapasitasdanpenguat anOrganisasiMasyarakat (KSM) melaluipenyegarankepemimpinand anpengembanganorganisasi, pendampingan community organizing, MonEv, kegiatanberjejaring yang partisipatif.
2. Peningkatansumberpendapatanang gota KSM, melaluibudidayakaretunggul (SekolahLapang&pendampingan), pertaniantanamanmuda di lahanperorangan, home gardening, sertapengenalanakanpengolahanb ahanpangan local.
3. Peningkatankapasitasanggota KSM dalampengelolaanekonomirumahta ngga (keterlibatandalam CU, danpenyusunanbukukashariankelu arga)
4. Penyadaranpentingnyamempertaha nkanwilayah/ kampungdariekspansipihakluar. Salah satuupayanyadenganmelakukansos ialisasi, pemetaanwilayah, SKT, pembibitantanaman local untukpenghijauandanpemanfaatan lahankosong.
2. TUJUAN EVALUASI AKHIR
2.1. TujuanUmum
Tujuanumumkegiatanevaluasiakhi rproyek CMLP adalahuntukmenilaiapakahproyek berjalansesuaitujuan yang direncanakan, mencaritahuapakahterdapat gap selamaimplementasiproyek, menarikpembelajarandanpraktekb aik, sertamerumuskanrekomendasiuntu kperbaikan di masamendatang.
2.2. TujuanKhusus
Secarakhususkegiatanevaluasiak hirproyekakanmenilairelevansi, standarimplementasi, efektifitas, efisiensi, dampakdankeberlanjutanproyek.
· Relevansiberkaitandengansejauh apaintervensi CMLP sesuaidengankebutuhanmasyaraka tsetempatdansesuaidenganisu livelihood prioritas yang dimunculkandalamintervensiproy ek.
· Standarpelaksanaandalamhalkuan titas, kualitas, target danpencapaian.
· Efektivitasberkaitandenganseja uhapatujuanproyektercapai. Apafaktorfaktor yang mempengaruhipencapaiantujuanpr oyek CMLP. Sejauhapastrategi yang diterapkandalamproyek CMLP efektifuntukmencapaisasaranpro yek, termasuk di dalamnyastrategipendampinganke penerimamanfaat.
· Efisiensiberkaitan input yang disediakanolehproyekdan output yang dihasilkan. Melihatapakahproyektelahdilaks anakandengancaralebihefisiendi bandingkandenganalternatifproy eklainnya.
· Dampakberkaitandenganperubahan - perubahanpositifdanpraktekbaik yang terjadidalamkomuitasdampingans ebagaikonsekuensidariintervens i program CMLP baik yang secaralangsungmaupuntidaklangs ung.
· Sustainabilitasataukeberlanjut anmanfaat program. Iniberkaitandenganpotensi yang bisadikerahkanuntukmeneruskanm anfaat program saat donor ataupendampingantidaklagiada.
3. SASARAN EVALUASI
1. Caritas KeuskupanAgungPontianak :komunitaskampungBaturaya (KSM Riapm Ne Majo) &komunitaskampungSerong
2. Caritas KeuskupanKetapang :komunitaskampungGiet (KSM Siling PancorAji), SeiBansi (KSM PatehBanggi), Kontok (KSM UncakKontok), Jangat (KSM KakJaka)
4. TAHAPAN EVALUASI
4.1 Persiapan: Mencakup pertemuan persiapan dengan Karina dan review dokumen Karina yang berkaitan dengan perencanaan, analisis, pelaksanaan dan evaluasi proyek.
4.2 Laporan: Mencakup sosialisasi maksud dan tujuan evaluasi kepada komunitas dan observasi di lapangan.
4.3 Laporan akhir: Analisis atas hasil observasi dan persiapan laporanakhir
5. METODA DAN ANALISIS
5.1 Review atas dokumen Karina yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan proyek.
5.2 Surveydan observasi dengan metode sampling atas sejumlah kelompok dampingan melalui wawancara dengan sejumlah narasumber.
5.3 Metode Preskriptif: Memberikan penilai yang professional terhadap proyek mengenai keseluruhan desain Community Managed Livelihood Promotion Project (CMLP).
6 TANGGUNGJAWAB EVALUATOR
Evaluator bertanggungjawab secara professional atas jasa yang diberikan. Secara umum, tanggungjawab evaluator adalah sebagai berikut:
1) Melakukan review atas dokumen Karina berkaitan dengan perencanaan, analisa, pelaksanaan dan evaluasi atas proyek.
2) Mengembangkan teknis wawancara yang tepat.
3) Melakukan koordinasi terpadu atas keseluruhan aktivitas evaluasi dan memberitahukan updates perkembangan evaluasi kepada Karina-KWI.
4) Mendiskusikan draft hasil akhir dengan Karina-KWI
5) Menyerahkan hasil akhir evaluasi datadanrekomendasihasilevaluas i, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris secara tepat waktu.
7 JADWAL DAN KUALIFIKASI EVALUATOR
7.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 20 (dua puluh) hari kalender pada bulan Juni – Juli 2016.
7.2 Kualifikasi
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang optimal, kegiatan ini memerlukan tenaga yang kompeten dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Ahli dibidang pemberdayaan masyarakat, khususnyapemberdayaanekonomida nlingkungan.
2) Ahli di bidangbudidayakaretunggul& budidayatanamanmuda
3) Memiliki pengalaman dalam mengevaluasi dan menganalisis dampak dankeberlanjutan program pemberdayaam masyarakat minimal 5 tahun.
4) Memahami karya pelayanan lembaga-lembaga social gereja.
8 PRODUK KEGIATAN EVALUASI
Hasil yang diminta dari kerja evaluator adalah:
1) Kompilasi informasi dari observasi, meeting note dan wawancara
2) Laporan hasil akhir tertulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang berisi detail temuan dan kesimpulan atas evaluasi dengan rekomendasi yang realistis dan berguna bagi pembelajaran Karina-KWI di masa mendatang.
9 PENANGGUNGJAWAN KEGIATAN
Penanggung jawab kegiatan evaluasi eksternal ini ada Karina-KWI.
10 RENCANA BIAYA DAN SISTEM PEMBAYARAN
Total biaya yang dapat kami tawarkanuntukevaluasiiniadalah sebesarRp. 70.000.000(tujuhpuluhjuta rupiah) sudahtermasukpajak.
Biaya-biayainimencakup, Fee Evaluator danseluruhbiayaperjalananserta akomodasiselamamelakukanevalua si.
SistemPembayarannyadapatdilaku kandengan 3 termijn:
1) Termin I: Sebesar 20% (dua puluh persen) setelah MoU ditandatangani
2) Termin II: Sebesar 30% (tiga puluh persen) disaatakandilakukan field visit lapanganyaitudenganditerimanya rencana/schedule visit lapangan.
3) TerminIII :Sebesar 50% (lima puluhpersen) setelahseluruhlaporan final diterima.
11 PENUTUP
Karina-KWI meminta agar evaluator menyerahkan dokumen penawaran yang mencakup kelengkapan Curriculum Vitae, Penawaran metodologi evaluasi dan penawaran biaya paling lambat 20 Mei 2016ke alamat :
EMAIL : sdmkarina@gmail.com
ATAU ANTAR LANGSUNG KE YAYASAN KARINA
YAYASAN KARINA, Jl. Matraman No 31, KebonManggis, Matraman, Jakarta Timur, 13150
[1]Saragih, Sebastian. 2010. PelatihanPengenalanPendekatan Sustainable Livelihood. Indonesia. Circle Indonesia, hal 20
No comments:
Post a Comment